Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Opus Solidaritatis Pax

21 September 2018   22:58 Diperbarui: 21 September 2018   23:12 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solidaritas Dalam Komunitas

 

Hidup bersama tidak tanpa keadilan. Dan karena itu, perdamaian tidak tanpa keadilan. Keadilan perlu dimaknai dalam kerangka solidaritas bahwa siapapun yang kita layani, yang kepadanya kita berbagi entah moril maupun material, atas terang cinta kasih mesti tetap mengabdi pada kebenaran serentak menegakkan keadilan.

 

Solidaritas mengabdi kebenaran menunjuk pada adanya sikap kritis dalam berbelas kasih. Sikap kritis ini menghindari jauh-jauh semangat murni solidaritas dari perasaan psikologis semata atau menghindari jauh-jauh peluang untuk dimanfaatkan begitu saja. Menegakkan keadilan dalam kerangka solidaritas menunjuk pada adilnya pembagian kerja atau pembagian tugas. Tentunya tidaklah adil jika kepada mereka yang berkemampuan lebih diberikan tugas sebanyak-banyaknya dan seberat-beratnya sementara bagi mereka yang lain diberikan tugas sesedikit-dikitnya dan seringan-ringanya. Dengan demikian, keadilan menjauhkan sikap solidaritas dari praktek pilih kasih atau diskriminasi berdasarkan kualitas dan kuantitas.

 

Dengan demikian, perdamaian yang dicapai bukanlah perdamaian palsu dalam arti merasa damai karena pemenuhan terhadap perasaan manipulatif sebelumnya. Perdamaian merupakan buah solidaritas (Opus solidaritatis pax).[6] Sikap berbelas kasih akan sungguh merupakan ujud perungkapan iman dalam bentuk perhatian moril dan material jika kebenaran diabdi sebagai satu-satunya ajaran dan keadilan ditegakkan sebagai satu-satunya cara sehingga mengantar kita untuk merasakan dan menghayati perdamaian sebagai satu-satunya situasi.

Perdamaian sebagai buah solidaritas mengandaikan setiap anggota komunitas memahami dirinya dan memperlakukan sesamanya sebagai subyek yang sama-sama berjuang karena panggilan yang sama dan demi mencapai tujuan yang sama pula.

 Unsur subyektivitas ini menunjuk pada kesepadanan dan penolong karena keterciptaan. Atas daya dorong keterciptaan ini, upaya menghadirkan perdamaian dalam hidup komunitas tidak boleh mengutuk segala perbedaan atau segala problem yang ditimbulkan oleh kelalaian atau kesalahan setiap anggota komunitas. Upaya ini justeru makin menunjukkan dimensi perdamaian kalau usaha penyelesaiannya ditempuh melalui jalur saudara.

Walaupun demikian, patut dicatat bahwa solidaritas bukanlah semangat pembungkus bagi sikap kemunafikan atau bagi sikap relativisme.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun