Mohon tunggu...
Fransiskus Frengki Pareira
Fransiskus Frengki Pareira Mohon Tunggu... Lainnya - NIM : 55522120027, Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

NIM : 55522120027, Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Peluang dan Tantangan Perpajakan Controlled Foreign Corporation di Indonesia Pendekatan Teori Pierre Bourdieu

15 Juni 2024   21:59 Diperbarui: 15 Juni 2024   21:59 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Pierre Bourdieu: Konsep Habitus, Modal, Arena, dan Dominasi Simbolik dalam Teorinya

Pierre Bourdieu lahir pada 1 Agustus 1930 di sebuah kota kecil di Perancis Tenggara. Ia berasal dari keluarga kelas menengah rendah, dengan ayahnya bekerja sebagai petugas pos desa. Pada awal 1950-an, Bourdieu masuk ke Ecole Normale Superieure di Paris, di mana ia belajar filsafat bersama Louis Althusser. Di akhir studinya, Bourdieu menolak menulis tesis karena tidak puas dengan kualitas pendidikan dan struktur otoriter sekolah tersebut (Wirawan, 2012). Setelah lulus, ia mengajar di sebuah sekolah di Moulins dan kemudian menjalani wajib militer, dikirim ke Aljazair pada 1958. Di sana, Bourdieu mengajar di Universitas Aljazair dan melakukan riset etnografis pada masyarakat Kabyle. Penelitian ini menjadi dasar buku pertamanya, Sociologie de L'Algerie (The Algerians), yang sukses di Perancis dan diterbitkan di Amerika pada 1962.

Salah satu kontribusi paling penting dari Bourdieu adalah pengembangan konsep teori praktik yang terkenal, yang dikenal dengan rumus "(Habitus X Modal) + Ranah = Praktik". Dalam teorinya, Bourdieu menjelaskan bagaimana interaksi antara Habitus (disposisi yang terbentuk oleh peristiwa masa lalu dan struktur sosial), Modal (berbagai jenis modal yang dimiliki individu, seperti ekonomi, sosial, dan budaya), dan Ranah (arena-arena sosial di mana praktik-praktik terjadi) menghasilkan Praktik tertentu dalam masyarakat.

Habitus

Pierre Bourdieu menjelaskan habitus merupakan ruang konseptual tempat pengalaman tersimpan sebagai suatu seperangkat ingatan mengenai bagaimana berperilaku. Habitus merupakan pengetahuan praktis dari agen mengenai cara melakukan sesuatu, merespons situasi, dan memahami apa yang terjadi. Habitus juga merupakan semacam pengetahuan yang kita tidak sadari merujuk pada suatu hal yang rutin kita lakukan. Bentuk pemahaman ini meliputi sesuatu dengan rentang situasi yang beragam; mulai dari cara berjalan, makan atau berbicara, hingga ketegoriasai politik seperti kelas, kelompok usia, dan jenis kelamin. Habitus merupakan sebuah struktur subjektif yang terbentuk dari pengalaman individu berhubungan dengan individu lain dalam jaringan struktur objektif yang ada dalam ruang sosial. Struktur kognitif memberi kerangka terhadap tindakan kepada individu dalam hidup keseharian Bersama dengan orang-orang lain. Habitus merupakan sebuah hasil dari pembelajaran lewat pengasuhan, aktivitas bermain, dan juga pendidikan masyarakat dalam arti luas. Habitus juga mencakup pengetahuan serta pemahaman seseorang tentang dunia, yang memberikan kontribusi tersendiri pada realita dunia itu. Oleh karenanya, pengetahuan memiliki kekuasaan konstitutif atau kemampuan menciptakan bentuk realitas dunia.

Modal

Konsep lain yang juga terkenal dari pemikiran Pierre Bourdieu adalah mengenai tentang empat bentuk dari perbedaan kapital. Tidak hanya kapital ekonomi dalam makna kaku seperti contoh bentuk kemakmuran, uang, atau kekayaan, namun juga kapital budaya yang terdiri dari keakraban , serta kemudahan dalam memanfaatkan bentuk-bentuk budaya yang dilembagakan yang ada di puncak hirearki budaya masyarakat, seperti budaya kampus atau universitas. Kemudian, kapital sosial yang terdiri atas relasi-relasi sosial yang bernilai diantara orang-orang seperti jaringan, hubungan bisnis, serta hubungan sosial dalam masyarakat, dan terakhir adalah kapital simbolik yang berasal dari kehormatan dan prestise seseorang seperti kebanggaan serta prestis.

Arena 

Arena/Field (ranah) merupakan konsep lain dari Pierre Bourdieu untuk menjelaskan terhadap gejala-gejala sosial, penuh mufakat yang bekerja secara otonom dengan hukumnya sendiri, misal arena politik, seni, agama, dan sebagainnya. Menurut Pierre Bourdieu, arena yang paling penting menurut terorinya adalah arena kekuasaan (politik), dimana hirearki dari hubungan kekuasaan di dalam arena politis akan dapat membantu menstrukturkan semua arena lainnya. Bourdieu juga menjelaskan proses tiga langkah untuk dapat menganalisis suatu arena. Langkah pertama, yang mencerminkan keunggulan dari arena kekuasaan, ialah melacak hubungan setiap arena spesifik ke arena politis. Langkah kedua yaitu memetakan struktur objektif relasi-relasi antarposisi-posisi yang ada di dalam arena itu. Dan kemudian langkah ketiga, analis harus berusaha untuk dapat menentukan hakikat habitus para agen yang menduduki aneka tipe posisi di dalam arena itu.

menurut Bourdieu sendiri melihat Arena sebagai area pertarungan dan perjuangan, dimana setiap arena pasti memiliki aturan main dan logikanya sendiri-sendiri serta semua arena dapat membangkitkan keyakinan bagi para aktor mengenai sesuatu yang dipertaruhkan. Dalam hal ini Bourdieu mencontohkan bentuk dari sebuah arena adalah kesenian, keagamaan, ekonomi, dan kekuasaan. Jika dikaitkan pada beberapa teori yang sebelumnya seseorang dapat berhasil di sebuah arena haruslah memiliki habitus atau Capital yang kuat. Sebagai contoh ketika seseorang ingin memperoleh kekuasaan harus dapat memanfaatkan Habitus yang dimiliki dan ditambah dengan modal yang dimiliki untuk memperoleh arena yang dijadikan sebagai objek dari sebuah kekuasaan. Hal ini sudah dipraktikan oleh Soeharto pada tahun 1965 yaitu pada G30S/PKI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun