Mohon tunggu...
Fransiskus Frengki Pareira
Fransiskus Frengki Pareira Mohon Tunggu... Lainnya - NIM : 55522120027, Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

NIM : 55522120027, Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Genealogi Transfer Pricing

11 Juni 2024   00:01 Diperbarui: 11 Juni 2024   00:11 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Isaiah berlin memperkenalkan perbedaan ini dalam esainya "two concepts of liberty" (1958), di mana ia menekankan bahwa kebebasan negatif adalah prasyarat bagi kebebasan positif. Dalam konteks transfer pricing, kebebasan negatif dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk mengatur harga transaksi antar entitas tanpa intervensi yang berlebihan dari otoritas pajak, sementara kebebasan positif memerlukan bahwa perusahaan juga bertanggung jawab terhadap dampak sosial dari praktik transfer pricing mereka.

Friedrich hayek, di sisi lain, menekankan pentingnya kebebasan individu dalam pasar bebas. Bagi hayek, transfer pricing dapat dilihat sebagai mekanisme pasar untuk menentukan harga yang efisien. Namun, regulasi yang ketat oleh otoritas pajak dapat dianggap sebagai bentuk pembatasan kebebasan negatif perusahaan. Oleh karena itu, keseimbangan antara regulasi dan kebebasan pasar menjadi penting untuk memastikan transfer pricing yang adil dan efisien.

Genealogi psikoanalisis: sigmund freud dan jacques lacan

Sigmund freud dan jacques lacan adalah dua tokoh sentral dalam psikoanalisis yang memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman kita tentang perilaku manusia dan konsep-konsep yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk transfer pricing (transfer pricing).

Sigmund freud memperkenalkan konsep id, ego, dan superego dalam psikologi manusia. Dalam konteks transfer pricing, konsep ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Id: mewakili dorongan-dorongan primitif dan naluri alamiah yang mendorong individu untuk memperoleh kepuasan segera tanpa memperhatikan konsekuensi jangka panjang. Dalam transfer pricing, ini bisa diartikan sebagai keinginan perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan dengan mengurangi beban pajak, tanpa memperhatikan implikasi etis atau sosialnya.

Ego: ego bertindak sebagai mediator antara id dan realitas luar. Dalam transfer pricing, ini mencerminkan upaya perusahaan untuk mencapai tujuan keuntungan mereka melalui metode transfer pricing yang sah dan diakui, yang mempertimbangkan batasan-batasan hukum dan praktik bisnis yang berlaku.

Superego: superego mewakili internalisasi aturan-aturan dan norma-norma masyarakat yang diinternalisasi individu, termasuk norma etis dan moral. Dalam transfer pricing, ini mencerminkan kesadaran perusahaan akan dampak etis dan sosial dari praktik transfer pricing mereka, serta kepatuhan terhadap regulasi pajak dan hukum yang berlaku.

Jacques lacan memperluas teori freud dengan menekankan pentingnya bahasa dan simbol dalam pembentukan identitas. Dalam konteks transfer pricing, lacan akan menyoroti kompleksitas bahasa bisnis yang digunakan perusahaan untuk beroperasi, di mana perusahaan harus memahami dan menafsirkan berbagai aturan dan regulasi untuk mencapai tujuan mereka. Lacan juga menekankan pentingnya "kehendak" yang mendasari tindakan individu, yang dalam konteks transfer pricing, dapat diartikan sebagai dorongan perusahaan untuk mengoptimalkan beban pajak sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.

Genealogi marxisme: karl marx

Karl marx, seorang pemikir dan filsuf abad ke-19 yang terkenal karena kontribusinya dalam teori ekonomi dan politik, menyajikan pandangan yang sangat berpengaruh tentang struktur ekonomi dan konflik kelas dalam masyarakat kapitalis. Dalam pemikirannya, marx menggambarkan ekonomi sebagai arena perjuangan kelas antara kapitalis, yang memiliki kontrol atas alat produksi, dan pekerja, yang menjual tenaga kerja mereka untuk mendapatkan penghasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun