Perbedaan tersebut merepresentasikan kekayaan budaya lokal termasuk pemaknaan dari setiap simbol Kebudayaan masyarakat Indonesia.
Mengapa Studi Kasus terkait Kebiasaan Minum Kopi antara orang Jawa dan Timor Penting Dipelajari?
Berdasarkan ulasan dari Prof. Deddy Mulyana selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi sekaligus Penulis Buku 'Komunikasi Lintas Budaya,' bahwasannya tak dapat dibantah kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi dewasa ini telah memungkinkan manusia di berbagai penjuru dunia saling mengenal dan berhubungan dengan eratnya.
Kita orang Indonesia sering bertemu dengan orang yang berbeda budaya, baik dalam arti ras, suku, agama, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, atau sekadar usia yang berbeda.
Perspektif tersebut beriringan dengan hasrat pengembaraan kita di tanah rantau.
Di mana, dalam kehidupan harian, kita selalu berdampingan dengan kebudayaan lainnya.
Dalam konteks pembahasan ini hanya difokuskan pada kebudayaan orang Jawa dan Timor, terutama dalam kebudayaan ngopi.
Nah, sekiranya dengan membaca, berjejaringan lintas kebudayaan setiap saat, termasuk mendonasikan waktu Anda untuk mengunjungi portal TAFENPAH.COM yang fokus mengupas tulisan seputar kebudayaan Nusantara, kita pun memiliki pemahaman tentang penggunaan simbol, termasuk memahami ajakan ngopi bareng teman dari Jawa maupun Timor di waktu senggang.
Intisari ulasan ini juga berdampak atau sangat relevan dengan kebudayaan lainnya yang berada di Indonesia.
"Karena dewasa ini, hanya 10% negara-negara di dunia secara rasial atau etnik homogen."
Demikian pendapat Harris, Moran dan Moran (Moodian, 2019:4), menutup diskusi kita pada edisi kali ini.