Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengapa Studi Kasus Kebiasaan Minum Kopi antara Orang Jawa dan Timor Penting Dipelajari?

10 Oktober 2024   13:21 Diperbarui: 10 Oktober 2024   13:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi studi kasus kebiasaan minum kopi orang Jawa dan Timor. Sumber gambar: Kompas.com

Perbedaan tersebut merepresentasikan kekayaan budaya lokal termasuk pemaknaan dari setiap simbol Kebudayaan masyarakat Indonesia.

Mengapa Studi Kasus terkait Kebiasaan Minum Kopi antara orang Jawa dan Timor Penting Dipelajari?

Berdasarkan ulasan dari Prof. Deddy Mulyana selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi sekaligus Penulis Buku 'Komunikasi Lintas Budaya,' bahwasannya tak dapat dibantah kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi dewasa ini telah memungkinkan manusia di berbagai penjuru dunia saling mengenal dan berhubungan dengan eratnya.

Kita orang Indonesia sering bertemu dengan orang yang berbeda budaya, baik dalam arti ras, suku, agama, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, atau sekadar usia yang berbeda.

Perspektif tersebut beriringan dengan hasrat pengembaraan kita di tanah rantau.

Di mana, dalam kehidupan harian, kita selalu berdampingan dengan kebudayaan lainnya.

Dalam konteks pembahasan ini hanya difokuskan pada kebudayaan orang Jawa dan Timor, terutama dalam kebudayaan ngopi.

Nah, sekiranya dengan membaca, berjejaringan lintas kebudayaan setiap saat, termasuk mendonasikan waktu Anda untuk mengunjungi portal TAFENPAH.COM yang fokus mengupas tulisan seputar kebudayaan Nusantara, kita pun memiliki pemahaman tentang penggunaan simbol, termasuk memahami ajakan ngopi bareng teman dari Jawa maupun Timor di waktu senggang.

Intisari ulasan ini juga berdampak atau sangat relevan dengan kebudayaan lainnya yang berada di Indonesia.

"Karena dewasa ini, hanya 10% negara-negara di dunia secara rasial atau etnik homogen."

Demikian pendapat Harris, Moran dan Moran (Moodian, 2019:4), menutup diskusi kita pada edisi kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun