Dunia pendidikan memiliki tantangan besar di tengah perubahan yang begitu pesat.
Pelaku industri, rektor dan legislator berbagi pandangan tentang tantangan dan karakter sumber daya yang dibutuhkan negeri ini.
Salah satu faktor pemicu dari perubahan dunia pendidikan Indonesia adalah kehadiran Pandemi.
Pandemi telah memaksa praktisi pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas, kreatif, dan inovatif.
Wakil Ketua Umum Perdagangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Juan Permata, telah mendorong para pelaku industri untuk terus mencari talenta-talenta berkualitas, inovatif, dan kreatif.
Senada dengan Juan, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Dr. Djisman Simandjuntak menyoroti tentang peran serta dunia pendidikan untuk mendukung penyediaan talenta yang dibutuhkan untuk kemajuan negeri ini.Â
"Perusahaan science based yang besar dan tumbuh di negeri ini masih sangat sedikit. Padahal hidup kita semakin tergantung pada teknologi. Karena itu, kita harus bisa menggerakkan siswa-siswa Indonesia untuk memilih pembelajaran yang mengarah kewirausahaan. Minyak bumi, gas, hutan habis, overfishing terjadi di mana-mana. Pilihan kita tidak lain selain membangun bisnis-bisnis yang berbasis ilmu pengetahuan," ujarnya. (Sumber rilis dari Humas Contentro dan Humas Universitas Prasetiya Mulya yang diterima penulis, Rabu (6/9/2022).
Karakter Sumber Daya Manusia
Untuk menciptakan karakter sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, dan inovatif, orang tua juga memiliki andil yang besar dalam penggemblengan anak-anaknya.
Karena Tenaga Pengajar di setiap institusi pendidikan negeri maupun swasta tidak memiliki kapasitas 100 persen untuk mengontrol anak muridnya.
Mengingat waktu normal anak-anak di sekolah itu hanya berkisar 6-7 jam. Selebihnya mereka memiliki waktu yang lebih bersama dengan orang tua di rumah
Sebagai contoh nyata, penulis setiap hari selalu mengamati lingkungan sekolah Amore Prime School Tangerang.
Aktivitas peserta didik bersama dengan tenaga pengajar berlangsung dari jam 06.30 - 14.00 WIB.
Ada pun yang sampai pukul 15.00 - 16.00 WIB. Dalam rentang waktu tersebut, peserta didik sejatinya sudah berada di luar jam formal
Namun, orang tua mereka memilih untuk mengantar pulang anaknya ke sekolah untuk mengikuti berbagai les tambahan maupun pengembangan minat, entah di bidang musik, fotografi, media, karate, kursus bahasa Jerman, Mandarin, Inggris, dan berbagai bidang pengembangan diri lainnya.
Di sini, penulis melihat adanya dukungan orang tua dalam mendidik anaknya.
Karena mereka menginginkan anak-anaknya menjadi generasi yang disiplin, kreatif, inovatif, dan berkualitas di kehidupan nyata.
Model pendidikan ini kurang lebih mengikuti pendidikan Seminaris maupun Pesantren.
Generasi Penerus Yang Kian Adaptatif Terhadap Perkembangan Teknologi
Perubahan iklim, perubahan demografi dengan kemunculan generasi penerus yang kian adaptif terhadap kemajuan teknologi, perubahan teknologi yang terus melaju kencang, hingga perubahan geopolitik dan ekonomi di mana kekuatan ekonomi global telah bergeser ke wilayah Asia.
Fenomena ini mendorong setiap praktisi pendidikan untuk merancang konsep pembelajaran yang berwawasan global, tetapi tetap mengakar pada kebudayaan Indonesia.
Karena bagaimana juga, perkembangan teknologi harus seimbang dengan budaya bangsa Indonesia.
Tujuan dari keseimbangan ini adalah generasi penerus tidak hanya pandai dalam bidang teknologi, wirausaha, dan lain sebagainya.
Tetapi mereka juga mampu menghayati semangat gotong royong, menghargai satu sama lain, membangkitkan semangat hospitality yang termanivestasi dalam nadi PANCASILA.
Karena bagaimana pun juga, afeksi dan kognitif peserta didik harus ditumbuhkembangkan mulai dari rumah, lingkungan sekolah, dan masyarakat setempat, demi mewujudkan generasi bangsa yang tangguh, ramah, dan saling menghargai sebagai satu nasib, seperjuangan dalam menciptakan masa depan mereka, entah di mana pun.
Itulah potretan yang penulis amati dan alami sendiri dalam bersentuhan dengan peserta didik di Sekolah Amore Prime School, mulai dari TK- SMA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H