Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ukraina dan Rusia Gagal Mengakhiri Perang, Bagaimana dengan Timnas Rusia?

1 Maret 2022   02:25 Diperbarui: 1 Maret 2022   02:41 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat tinggal Timnas Rusia di Piala Dunia Qatar 2022.KompasTv

Inilah sayap-sayap patah warga Ukraina di zaman modern yang katanya mengangungkan rasionalitas, akal sehat, dan memperjuangkan perdamaian dunia. Tetapi, nyatanya budaya hegemoni, kapitalisme, dan komunisme telah menghancurkan semuanya.

FIFA dan UEFA Melarang Industri Olahraga Rusia dan Belarusia untuk Absen dari Semua Kompetisi Internasional

Selamat tinggal Timnas Rusia di Piala Dunia Qatar 2022.KompasTv
Selamat tinggal Timnas Rusia di Piala Dunia Qatar 2022.KompasTv

Dilansir dari British Broadcasting Corporation, Badan sepak bola dunia FIFA dan badan pengatur Eropa UEFA telah menangguhkan klub Rusia dan tim nasional dari semua kompetisi.

Sbornaya julukan Timnas Rusia mau tidak mau harus menerima hukuman untuk tidak tampil di babak play-off Piala Dunia bulan depan.

Sementara tim wanita dilarang tampil di Kejuaraan Eropa musim panas ini. Begitu pun hukuman tersebut berlaku untuk Belarusia yang memiliki andil juga di balik agresi militer Rusia ke Ukraina. Karena pemerintah Belarusia telah mengadakan latihan gabungan bersama militer Rusia di perbatasan Ukraina dua pekan yang lalu.

Dari situ, timbullah ketegangan antara Barat, NATO, dan Rusia. Lalu, Ukraina dikorbankan.

Akan tetapi, saat ini kondisi Beruang sudah semakin terpojok dan tak berdaya lagi dari serangan Barat dan NATO dengan berbagai hukuman atau sanksi.

Jalan terakhir yang akan diambil oleh Rusia adalah Putin harus menarik kembali pasukannya dari Ukraina.

Karena hanya dengan cara itu, kedamaian akan kembali ditegakkan. Akhirnya, jika kita menginginkan perdamaian, terlebih dahulu kita harus menciptakan perang dan menghancurkan semuanya, lalu menatanya dengan cara diplomasi yang elegan, santai, dan saling memaafkan atas kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun