Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taliban Memberontak Karena Mereka Ada

31 Agustus 2021   03:28 Diperbarui: 31 Agustus 2021   07:35 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada (being) ini merujuk pada konsep pemikiran filsuf Martin Heidegger tentang "Sein und Zeit yang berarti; Ada dan Waktu."

Mantan Panglima Muhajidin, Muhammad Ismal Khan ada masa berkuasanya. Selama masa berkuasanya, ia selalu menghidupi pola "aku berpikir, karena aku ada."

Di sini sangat jelas bahwasannya tokoh karismatik itu pernah meninggalkan jejak bagi rakyat Afghanistan dengan jalan revolusioner yakni; ikut menyumbangkan ide sebagai orang terdidik dalam melawan pasukan Uni Sovyet tahun 1979 -1989.

Tentu sebagai pahlawan maupun kaum terdidik, gaya kehidupannya tak jauh berbeda dengan pemikiran Sartre yakni; "Aku berpikir, karena aku ada."

Namun, itu terjadi pada masa lalu. korelasi ini seirama dengan ajaran filsuf Martin Heidegger yakni; Sein und Zeit; Ada dan waktu." Artinya semua ada masanya untuk berkuasa di negara Afghanistan. Termasuk pasukan asing yang selama puluhan tahun berkuasa di negara tersebut.

Kekuasaan piramida Terbalik

Seusai dengan pemberitaan yang saya ikutin di media tanah air, umumnya menyajikan informasi terkait dengan kasus pemerkosaan yang menodai kemanusiaan itu sendiri. Terutama anak gadis Afghanistan.

Namun, sebagai kaum awam yang berada di luar garis kekuasaan, saya hanya berani mengatakan bahwannya Taliban memberontak karena mereka ada.

Seruan itu tentu menuai polemik berkepanjang dalam kehidupan kita. Akan tetapi, bagaimana pun juga, masalah akan tetap ada, sejauh adanya kehidupan.

Kita hanya bisa memberikan solusi. Tapi, kita tidak akan menghentikan kekausaan Taliban. Karena selama 20 tahun, mereka melihat, mengamati dan mengalami sendiri kekerasan di negara tersebut oleh bangsa asing.

Berawal dari perasaan sakit itu, kini mereka merebut kekuasaan dengan cara terpaksa. Mungkin bagi sebagian orang itu salah. Tapi, sejahat-jahatnya Taliban, mereka masih memiliki hati untuk melepaskan diri dari paham ataupun ideologi asing yang sudah berakar kuat dalam kehidupan mereka.

Memang cara pengambilalihan kekuasaan mereka melalui cara paksa. Karena ketika mereka memilih jalur diplomasi, suara mereka tidak akan didengarkan oleh pemimpin negara itu sendiri maupun dunia global. Karena stigmatisasi "jelek" sudah melekat bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun