Belajar rendah hati dari Filsuf Sokrates untuk menerima kritik dari para senior. Karena berkat jasa senior, saat ini kita hadir dan bercengkerama di dalam ruang publik.
Menerima kritik tak mengurangi derajat dan status kita saat ini. Yang terpenting kita menurunkan tensi dan ego yang masih menguasai kita.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak masa bodoh dengan masukan membangun dari pengikutnya. Karena ia tahu bahwa kekuatan utamanya berada pada pengikut setianya.
Saking rendah hatinya untuk menerima kritik dan saran dari pengikutnya, Sokrates mendapatkan ribuan bahkan jutaan pengikut setianya. Kini namanya masih menggema di dalam ruang-ruang kuliah Filsafat di manapun.
Tulisan ini murni sebagai jalan rekonsiliasi bagi siapapun yang saat ini sulit untuk menerima kritik. Terutama bagi generasi milenial yang sok pintar, sok berkuasa dan sok bijak dalam segala hal.
Jernih melihat dunia dan keluhan dari para pengikut setia adalah jembatan menuju kesejahteraan dan kenyamanan bersama.
Tulisan ini adalah autokritik bagi penulis yang masih dipenuhi dengan ego dan kesombongan. Dari Sokrates, penulis belajar untuk rendah hati dalam menerima kritik dan saran dari para senior yang selalu mengelilingi penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H