Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyesalan Parno di Depan Makam Istrinya

21 Maret 2021   15:01 Diperbarui: 21 Maret 2021   15:07 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan itu sekaligus sebagai perpisahan antara Fina dan ayahnya. Fina memutuskan untuk pergi menjauh dari kampung halamannya. Karena rasa sakit hatinya yang masih membara di dalam dirinya. Ia tak mau, masa depannya ikut hancur yang kedua kali.

Malam kembali menutupi Cakrawala, Bintang-bintang mulai menyinari angkasa, sementara Parno masih setia menunggu di depan makan istri tercinta. Parno tak peduli, bila tempat pemakaman itu terkenal sangat angker dan menakutkan di tengah malam.

Esok harinya, tatkala orang-orang sekampung melewati makam itu, tanpa sengaja, Parno mendengar pembicaraan yang mengarah pada peristiwa kecelakaan yang di alami oleh Fina. Parno berusaha untuk memastikan bahwa berita itu benar. Lalu, ia bertanya ke salah seorang di antara mereka.

"Maaf mas, apakah tadi anda sekalian membicarakan peristiwa kecelakaan yang menimpa Fina, anak saya?"

"Betul Pak Parno." Jawab salah seorang dari antara mereka.

"Kira-kira kecelakaan apa?"

"Begini Pak Parno, tadi pagi saat warga sekitar mulai beraktivitas, mereka menemukan salah seorang perempuan yang bunuh diri dengan cara gantung diri di depan kantor desa. Dan, setelah menurunkan mayat itu, ternyata itu adalah Fina."

Parno langsung jatuh terkulai di depan makam istrinya. Ia memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan. Lalu, salah seorang di antara mereka memberikan surat. Dan ternyata surat itu dari Fina, sebelum bunuh diri, yang dipajang di depan salah satu jendela kantor desa.

Parno segera membaca surat itu.

"Sampai langit terbelah menjadi dua pun dan sampai ajal menjemput Fina, ayah adalah orang jahat yang telah menghancurkan masa depan Fina. Dan jangan pernah menginjakkan kaki di depan mayat Fina. Fina sayang saya bapak, tapi, bapak sendiri yang menciptakan jurang pemisah antara kita. Tatkala ayah membaca surat ini, mungkin Fina sudah tidak ada lagi di dunia ini. Selamat tinggal ayah." Demikian isi suart itu.

Disposisi atau keadaan batin Parno benar-benar berada di titik terendah kehidupan. Rasa penyesalannya tak seberapa dengan kondisi kejiwaan yang ia alami saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun