Mohon tunggu...
Fredy Saudale
Fredy Saudale Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen. Peminat Sains & Humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerhana Matahari: Sebuah Tarian dalam Semesta Musikal

23 Agustus 2017   17:07 Diperbarui: 24 Agustus 2017   10:23 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanpak Bulan menutupi sebagian Matahari membentuk sabit dalam fenomena gerhana Matahari di kota New York, Amerika Serikat, pada tanggal 21 Agustus 2017 dan pukul 2:44 siang waktu setempat (Gambar: Dokumentasi Pribadi)

"Salah satu faktor terpenting tentang musik adalah bahwa musik sebagai sesuatu yang harus dipahami, dan memahami musik bukanlah perihal mengeksplorasi jalur saraf otak atau hubungan akustik didalamnya. Namun lebih ke dalam hal memperhatikan, menangkap tatanan dan makna intrinsik dari fenomena-fenomena yang tercipta dalam ruang musikal"

Respon manusia diwujudkan dengan menerima fenomena alam sebagai pemberian (gift). Sebagai suatu pemberian, maka manusia perlu menyimak, memperhatikan dan bahkan mendapatkan pesan apa yang terkandung didalamnya. 

Semenatara, Partisipasi manusia diwujudkan dengan bersinergi dalam tarian dan alunan semesta. Ini memungkinkan manusia mendapatkan jawaban terhadap persoalan fundamental tentang kehidupan ini yang masih belum terjawab. 

Dalam film Contact, selanjutnya diceritakan, bagaimana Ellie melalui ketekunan dan kerja kerasnya di laboratorium akhirnya mampu dan berhasil menangkap gelombang sinyal yang mengikuti pola urutan bilangan prima, yang tampaknya dikirim oleh alien dari sistem bintang Vega yang berjarak sekitar 26 tahun cahaya jauhnya dari bumi. Ellie-pun terpiih sebagai astronot dalam misi eksplorasi berawak tunggal ke bintang Vega.

Ellie telah memilih untuk berpartisipasi dalam tarian dan alunan musik kosmos melalui eksplorasi dan invesigasi ilmiah. Di akhir cerita, sains akhirnya mampu mengantarkan Ellie ke depan pintu suatu realitas yang selama ini ia cari sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidupnya. Namun, Ellie pun akhirnya mengerti bahwa iman juga dibutuhkan sebagai kunci yang membuka pintu realitas tersebut yang menolongnya menerma dan memahami sepenuhnya segala sesuatu yang ada didalamnya bahkan ketika rasio tidak mampu menjelaskannya. 

"Saya mengalami itu. Saya tidak bisa membuktikannya dan Saya tidak bisa menjelaskannya. Tapi semua yang saya tahu sebagai manusia. Segala sesuatu yang saya katakan adalah nyata. Saya diberikansesuatu yang ajaib. Sesuatu yang mengubahku selamanya. Sebuah visidan gambaran tentangalam semesta yang memberi tahu kita betapa kecil dan tidak signifikan dan betapa langka dan berharga kita semua. Sebuah visi yang mengatakan bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Dan bahwa kita sendiri, diri kita tidaklah sendirian di semesta ini. Saya berharap bisa berbagi tentang pengalaman itu. Saya berharap agar setiap orang jika bahkan untuk sesaat pun bisa merasakansuatukekaguman dan kerendahan hati danjugaharapan." -- Dr. Eleanor "Ellie" Arroway (Contact, 1997)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun