Mohon tunggu...
Fredy Saudale
Fredy Saudale Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen. Peminat Sains & Humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerhana Matahari: Sebuah Tarian dalam Semesta Musikal

23 Agustus 2017   17:07 Diperbarui: 24 Agustus 2017   10:23 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanpak Bulan menutupi sebagian Matahari membentuk sabit dalam fenomena gerhana Matahari di kota New York, Amerika Serikat, pada tanggal 21 Agustus 2017 dan pukul 2:44 siang waktu setempat (Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Semesta Musikal

Jika memang bentuk dan pola musikal tersebut bisa muncul dan dihasilkan dari dalam struktur kosmos itu sendiri melalui fenomena alamnya, bisa jadi dibalik fenomena-fenomena alam yang teramati tersembunyi nada-nada yang terlantunkan yang mengandung pesan dan arti tertentu.

Stephon Alexander, Profesor Fisika di Dartsmouth College, New Hampshire yang juga adalah seorang musisi Jazz dan pemain saxophone, dalam bukunya "The Jazz of Physics: The Secret Link between Music and The Structure of The Universe" (2016) mengatakan hal yang senada:

"Jika struktur di alam semesta dimulai [melalui Big Bang] sebagai gelombang suara, apakah struktur tersebut juga mengarah kepada struktur [alam semesta] yang lebih rumit yang juga bersifat musikal? Apakah alam semesta musikal kita ini juga mempunyai analogi yang sama dengan nada, melodi, harmoni, dan ritme? Saya berpikir begitu"

Dengan menghasilkan gelombang kosmik yang merupakan analogi nada, melodi, harmoni dan ritme musikal, alam semesta beserta fenomena-fenomena yang menyertainya berlaku ibarat suatu instrumen musik. Stephon melanjutkan:

"Struktur kompleks seperti bintang, galaksi, dan planet muncul dari gelombang suara di plasma primordial. Dalam memproduksi suara ini, alam semesta berfungsi seperti instrumen.  ...  Jika tidak ada sesuatu di luar alam semesta dan jika alam semesta berfungsi seperti instrumen, dengan semua elemen musik yang dimilikinya, maka instrumen alam semesta harus memainkan dirinya sendiri. Dengan kata lain, suara kosmik adalah instrumen dan instrumen adalah suara kosmik. Segala sesuatu di alam semesta, termasuk ruang-waktu, yang mendukungnya harus turut bervibrasi atau berosilasi."

Respon dan Partisipasi dalam Alunan Kosmos

Jika sains telah menunjukkan bahwa alam semesta kita bersifat musikal atau, jika bisa dikatakan, terbentuk dalam struktur dan komposisi musik, maka tidaklah heran mengapa respon dan pengalaman manusia terhadap fenomena alam seperti gerhana Matahari total begitu dalam hingga menyentuh inti emosi dan bahkan spiritual.

Hal tersebut terjadi lebih karena musik melantunkan keindahan dan membawa serta makna yang diterima oleh kesadaran manusia. Dalam kesadaran itulah manusia mampu mengolahnya, memahami hingga menemukan arti dari pesan musikal yang dilantunkan. 

Dalam hal ini, sesungguhnya, manusia telah berespon dan juga berpartisipasi dalam lantunan semesta tersebut

Filsuf dari Inggris, Robert Scruton dalam bukunya "The Soul of the World" (2014) mengatakan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun