Apakah ada sesuatu yang lebih dari sekadar fenomena mekanis dan alamiah dari gerhana matahari total yang membuat orang hingga mengalami pengalaman emosional dan transenden seperti itu? Saya percaya ada. Gerhana Matahari merupakan fenomena alam yang lebih dari sekadar proses mekanis pergerakan bulan yang menutup matahari.
Dansa kosmik
Gerhana Matahari total terjadi pada saat bulan, bumi, dan matahari berbaris dalam satu garis lurus yang sama. Ini dimulai ketika bulan bergerak dengan melintas secara perlahan-lahan di antara posisi bumi dan matahari.
Namun, tarian semesta ini membutuhkan penyelarasan jarak dan posisi yang tepat (fine-tuned) antara bumi, bulan, dan matahari. Ini dikarenakan bulan dan matahari tidak mempunyai ukuran dan bentuk yang sama walaupun sama-sama bulat. Matahari ibarat bola gas raksasa; sementara bulan batu kecil.
Dengan ukurannya bulan nyaris tidak akan menutupi cahaya terang matahari. Bulan berukuran sekitar 400 kali lebih kecil dari matahari. Oleh sebab itu, posisi bulan harus berada pada radius 400 kali lebih dekat ke bumi daripada ke matahari.
Melalui penyelerasan ini, ukuran bulan dari langit kita di bumi terlihat sesuai dengan ukuran dan bentuk matahari. Dan tarian semesta dalam bentuk gerhana matahari akan bisa terjadi.
Ketika bulan mulai melintas, cahaya terang yang terakhir dari fotosfer, bagian  permukaan luar dan inti yang selalu terlihat dari matahari, tampak terlihat menyerupai berlian merah muda bak cincin atau gelang pertunangan kosmik.
Saat gerakan bulan perlahan-lahan menutupi hampir semua bagian matahari, langit yang cerah mulai meredup. Temperatur udara menurun. Bintang-bintang bermunculan. Hewan di darat dan burung di udara menjadi bingung dan sekejap terdiam.
Dan lapisan luar atau atmosfer tipis matahari yang disebut korona, mulai terlihat berkilat disepanjang tepian fotosfer membentuk kontras dengan Bulan yang menutupinya penuh.
Lalu matahari-pun hilang sejenak. Dan Bumi senyap sesaat.
Dalam kesunyian dan kegelapan itu, dari penduduk desa yang sederhana hingga intelektual kota yang skeptis diliputi dengan perasaan transendental yang dipenuhi kekaguman.Â
Ada yang terdiam. Ada yang merenung. Ada yang tertegun. Ada yang kagum. Ada yang memuji. Bahkan ada yang berdoa dan bersorak.