"Syukurlah..." pikirku.
Aku sempat membaca laporan-laporan kegiatan mereka, mulai dari kegiatan analisa vegetasi, HCVF, sampai pemasangan kamera traf. Secara keseluruhan it's okay, nggak ada masalah, mudah dicerna dan dipahami.
"Kita tahu teori rantai makanan, dimana masing-masing makhluk hidup satu sama lain memiliki keterkaitan. Jika salah satu kaitan itu terputus, maka salah satu populasi akan berkembang tanpa kendali, akibatnya keseimbangan ekologi menjadi terganggu. Oleh karena itu, beberapa species kunci terancam punah, harus kita lestarikan keberadaannya, demi menjaga keseimbangan ekologi, kelestarian sumberdaya alam, dan kesejahteraan bukan saja saja manusia, tetapi makhluk lain yang juga menjadi penghuni bumi ini" ucap Zola menyampaikan presentasinya pada suatu workshop hasil risetnya.
"Mmm... So, bisa jadi meningkatnya populasi babi yang saat ini menjadi hama nomor satu para petani di Desa-desa hingga mereka tak bisa lagi bercocok tanam, adalah akibat dari putusnya salah satu rangkai makanan. Dimana harimau yang sejatinya menjadi musuh alami atau pemangsa hama babi, keberadaannya terancam punah, sehigga populasi bagi meingkat dengan pesatnya" timpal Mas Kardi.
"Jadi maksud Mas Kardi, supaya hama babi bisa terkendali, setiap petani harus memelihara harimau di ladangnya masing-masing" selorohku, disambut gelak tawa peserta yang hadir.
Entah kenapa selera humorku yang telah lama hilang kini bangkit lagi.
-o0o-
"It's Okay, nggak masalah, kita punya mitra kerja yang akan membantu disana" pikirku.
Aku harus mengantar mereka ke Kalimantan, sekalian memamahami situasinya, serta untuk beberapa urusan dengan mitra disana.
"Selamat datang di Malinau, petualangan di Borneo akan segera kita mulai" ujar Jansen yang menyambut kami di Bandara.