Mohon tunggu...
Fredi Yusuf
Fredi Yusuf Mohon Tunggu... Insinyur - ide itu sering kali datang tiba-tiba dan tanpa diduga

selalu bingung kalo ditanya, "aslinya orang mana?".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gara-gara BH Tertutup, Mobil Kami Kena Tilang

27 Maret 2016   23:01 Diperbarui: 28 Desember 2016   15:13 36032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kalau di pengadilan sidang tanggal 7 di Pengadilan Muara Sijunjung, kalau di sini bayar 150 ribu seperti ini kayak yang lain.” polisi tersebut memperlihatkan buku tilang warna merah dengan beberapa pecahan uang 50 ribuan menempel di sela-selanya. Sementara beberapa orang lainnya yang terlihat sedang diperiksa kelengkapannya kendaraannya oleh petugas yang lain, terlihat memberikan sejumlah uang dan setelah itu sepertinya urusan beres dan mereka pun pergi. 

“Kalau ditilang apa yang ditahan?”

“STNK.”

“Nggak SIM, Pak?”

“Kalau driver-nya yang melanggar seperti nggak pake sabuk SIM yang tilang, kalau ini mobilnya yang nggak lengkap jadi STNK.” Nada suaranya makin tinggi.

Penjelasannya sih masuk akal, tapi nada suaranya makin gak nyaman di telinga. Beda sama polisi acara-acara TV, yang saat memberi penjelasan sabar, tenang, kesannya mengayomi.

“Kalau tilang di tempat, uang yang kami berikan itu ada tanda terimanya nggak?”

“Nggak ada.”

“Tapi tanda terima itu prosedur administrasi standar loh. Apalagi kami ini mobil kantor, jadi semua uang yang dikeluarkan harus ada bukti tanda terimanya.”

“Kamu pikir kami jualan, pake tanda terima segala.” Nada suaranya tidak juga menurun.

“Okelah kalo begitu, saya telepon orang kantor dulu ya, Pak, gimana baiknya. Karena mobilnya mobil kantor, yang masang segel nutupin BH pun driver kantor, meskinya mereka yang tanggung jawab. Lagian kan saya kan saya hanyalah anak buah, jadi saya harus lapor dulu.” Saya pun berjalan agak menjauh dari Pak Polisi untuk menelepon orang kantor yang bertanggung jawab ngurusin hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun