Mohon tunggu...
Fredeswinda Wulandari
Fredeswinda Wulandari Mohon Tunggu... Guru - pencinta fantasi

Penyuka kopi, Harry Potter, dan cerita fantasi. Melamunkan yang akan datang dengan harapan akan dijamah Sang Pemilik Semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tumpukan Kata Usang yang Minta Dikenang (Bagian 2)

23 Januari 2023   13:25 Diperbarui: 23 Januari 2023   13:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk apa aku punya kaki kalau tak bisa melangkah bersamamu?

Untuk apa aku punya segalanya kalau tak bisa memilikimu?

Mau?

Dan keesokannya buku batik ungu sudah kembali ke haribaan tanpa harus menunggu lama. Di bawah pohon kersen itu, serta merta kucari halaman tempatmu menggores pena.

Padamu

Separuh diri ini menghilang sedikit demi sedikit seiring berkurangnya tetesan tinta yang tersemat di setiap lembaran yang kutulis. Entah kapan bisa menyatu. Ketika kau bertanya begitu, kalimat apa yang paling pas selain ya, aku mau. 

Kubaca berulang kalimat penanda kesediaan. Rasanya ingin berjingkrak kegirangan sambil menari luapkan kegembiraan. Tapi, segera aku tersadar. Aku masih berdiri di sini bersamanya di bawah pohon kresen kesayangan. Kupandangi wajahnya dalam diam. Diapun kembali mengulum senyum. Tak perlu banyak kata ketika air bah bahagia melanda jiwa yang meledak dalam rona merah muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun