c. Lalu pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam saat hening untuk mengunyah sabda dengan penuh cinta, kerinduan, ketenangan, kesabaran, kerendahan hati di hadapan Tuhan serta menanyakan dalam hati, misalnya, mengapa hal itu dikatakan, untuk apa dan siapa yang mengatakan itu?
d. Pertanyaan penting meditatio ialah apa artinya pesan ini untuk anda pribadi, untuk Gereja. Siapakah anda dan siapakah Gereja di dalam terang hikmat Allah yang tersembunyi di dalam teks?
NB : Waktu yang disediakan untuk meditatio ini harus sungguh-sungguh cukup. SAAT HENING YANG CUKUP PANJANG INI AKAN SANGAT BERBICARA. Tuhan hadir dalam keheningan dan biasanya buah kehadiran ini tampak terutama dalam orang-orang yang sederhana dan rendah hati.
4. Â Â Oratio
a. Pemandu kemudian mengajak peserta untuk memanjatkan doa-doa spontan mereka sebagai jawaban atas firman Tuhan. Peserta-peserta lain diajak untuk mempersatukan dirinya dengan doa-doa saudara-saudaranya. Doa-doa itu bisa bersifat pujian, syukur, permohonan, penyesalan, dst.
b. Seluruh lectio divina dapat ditutup dengan nyanyian Bapa Kami atau nyanyian-nyanyian lain yang sesuai dengan tema/ semangat/ nada teks Kitab Suci yang telah menjadi bahan lectio divina, atau salah satu mazmur yang sesuai. Setelah semuanya , bisa ditutup dengan KEMULIAAN Â KEPADA Â BAPA, PUTERA Â DAN ROH KUDUS.
NB: Â Â Â LECTIO DIVINA INI MEMAKAN WAKTU ANTARA l/4 -1Il2JAM.
[2] Seperti dikutip dalam Dei Verbum art. 25