Mohon tunggu...
Albertus Arif
Albertus Arif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

olahraga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami dan Mempraktikkan Lectio Divina bagi Putra-putri Altar

20 September 2017   08:38 Diperbarui: 20 September 2017   09:18 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

c. Lalu pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam saat hening untuk mengunyah sabda dengan penuh cinta, kerinduan, ketenangan, kesabaran, kerendahan hati di hadapan Tuhan serta menanyakan dalam hati, misalnya, mengapa hal itu dikatakan, untuk apa dan siapa yang mengatakan itu?

d. Pertanyaan penting meditatio ialah apa artinya pesan ini untuk anda pribadi, untuk Gereja. Siapakah anda dan siapakah Gereja di dalam terang hikmat Allah yang tersembunyi di dalam teks?

NB : Waktu yang disediakan untuk meditatio ini harus sungguh-sungguh cukup. SAAT HENING YANG CUKUP PANJANG INI AKAN SANGAT BERBICARA. Tuhan hadir dalam keheningan dan biasanya buah kehadiran ini tampak terutama dalam orang-orang yang sederhana dan rendah hati.

4.     Oratio

a. Pemandu kemudian mengajak peserta untuk memanjatkan doa-doa spontan mereka sebagai jawaban atas firman Tuhan. Peserta-peserta lain diajak untuk mempersatukan dirinya dengan doa-doa saudara-saudaranya. Doa-doa itu bisa bersifat pujian, syukur, permohonan, penyesalan, dst.

b. Seluruh lectio divina dapat ditutup dengan nyanyian Bapa Kami atau nyanyian-nyanyian lain yang sesuai dengan tema/ semangat/ nada teks Kitab Suci yang telah menjadi bahan lectio divina, atau salah satu mazmur yang sesuai. Setelah semuanya , bisa ditutup dengan KEMULIAAN  KEPADA  BAPA, PUTERA  DAN ROH KUDUS.

NB:       LECTIO DIVINA INI MEMAKAN WAKTU ANTARA l/4 -1Il2JAM.

[1]Konsili Vatikan II, R. Hardawiryana SJ (Penerjemah), DOKUMEN KONSILI VATIKAN II, (Jakarta: Dokpen KWI/Obor), 1993.

   

[2] Seperti dikutip dalam Dei Verbum art. 25

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun