Mohon tunggu...
Franz Dagur
Franz Dagur Mohon Tunggu... Guru - Historia Vitae Magistra

Pendidikan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS 1 pada Mata Pelajaran Sejarah

6 Desember 2022   13:14 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:18 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: fransdagur

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN 

HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPS 1 PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

 

Disusun Oleh : Fransiskus Dagur, S.Pd

SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sejarah melalui model pembelajaran kooperatif jigsaw pada siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda. 

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2021/ 2022 dengan subyek penelitian 28 siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Prosedur penelitian di lakukan dengan 4 tahap yaitu planning, action, observing dan reflecting. 

Jumlah siklus adalah 1 siklus. Data di kumpul melalui tes dan non tes (observasi dan perekaman) di maksud untuk aktivitas yang terjadi selama pembelajaran mata pelajaran sejarah  berlangsung. Data dianalisis dengan mengunakan teknik analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 78,53. Persentase ketuntasan siswa pada siklus II sebesar 94,12% . Hasil penelitian observasi menunjukkan bahwa  ada peningkatan kualitas aktivitas pembelajaran pada siklus II baik dari segi kehadiran, keaktifan dalam pembelajaran serta keterlibatan aktif dalam bekerja individu maupun berkelompok dengan kelompok asal maupun kelompok ahli.

Kesimpulan hasil penelitian mendukung hipotesis penelitian yaitu melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda tahun pelajaran 2021/2022.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Jigsaw

 

I    PENDAHULUAN

Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang kurang diminati dan dianggap membosankan oleh sebagian besar siswa. Hal senada diungkapkan pula oleh Kuntowijoyo bahwa "Sejarah sebagai ilmu sosial bagi siswa umumnya merupakan mata pelajaran yang kurang di motivasi kalau bukan pelajaran yang paling membosankan" (Kuntowijoyo, 2008).

Oleh karena itu guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif sehingga dapat menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan merupakan awal keberhasilan pembelajaran yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajarnya. Secara umum hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keselurahan yang dimilki oleh siswa setelah belajaryang wujudnya berupa kemampuan kognitif,efektif dan psikomotorik yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya aspek potensi saja.

Hasil belajar merupakan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan-aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari konsep. Dalam pembelajaran setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran (Anni, 2006: 5). Hasil belajar juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan pembuktian yang akan menunjuk tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampauan siswa dan kualitas belajar mengajar.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Slavin, 2005). Model pembelajaran kooperatif mampu melatih dan meningkatkan motivasi siswa untuk saling berinteraksi dengan siswa lainnya serta memberi peluang kepada siswa yang berlatar belakang dan kondisi berbeda untuk saling berinteraksi dan bekerja sama.

Dalam dunia pendidikan berbagai jenis dari model pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dan diteliti oleh para guru, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cocok digunakan dalam pelajaran ilmu sosial, sains, dan berbagai bidang yang tujuannya terkait dengan pemerolehan konsep melalui kelompok yang heterogen. Menurut Isjoni dkk (2007: 78) jigsaw cocok digunakan pada pelajaran ilmu sosial, sains, sastra dan beberapa bidang dimana konsep merupakan tujuan pembelajaran dan bukan keterampilan. Bahan baku untuk pembelajaran jigsaw biasanya berbentuk suatu bab, cerita, biografi atau narasi deskripsi tentang suatu kejadian atau situasi.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat penting diterapkan kepada siswa karena siswa memiliki banyak kesempatan mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi serta memacu kemampuan berpikirnya. Selain itu juga pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model yang sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama, kreatif, berpikir kritis dan membantu teman dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. 

Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dianggap model pembelajaran sederhana yang dapat memberikan peluang besar kepada siswa lebih aktif dan lebih termotivasi dalam belajar serta berimplikasi pada meningkatkan hasi belajar siswa setelah mengikuti proses belajar. 

Sudjana (2005:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik,  maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul " Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sejarah pada siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda".

II    METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswi perempuan. 

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Data tentang hasil belajar setelah dilakukan tindakan, diperoleh dengan teknik tes sedangkan data tentang kehadiran siswa dan aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran diperoleh dengan teknik observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

III    HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pada Siklus II dilakukan tes hasil belajar yang berbentuk soal uraian. Pelaksanaan tes tersebut dilakukan setelah penyajian materi perkembangan historiografi Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Deskripsi hasil belajar sejarah siswa berdasarkan hasil tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 Stastistik Skor Hasil Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II

Stastistik

Nilai Stastik

Subyek Skor tertinggi Skor terendah

Median Rentang Skor

Skor rata-rata Standar Deviasi

28

95

70

80

35

78,53

7,24

 

Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Sejarah siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah 78,53 dengan standar deviasi 7,24. Skor tertinggi siswa pada siklus II adalah 95 sedangkan skor terendah adalah 70.

Apabila hasil belajar sejarah siswa pada Siklus II dikelompokkan dalam lima kategori menurut Departemen Pendidikan Nasional, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar sejarah siswa pada Tabel 2 berikut ini:

Tingkat Penguasaan

Interval Skor

Kategori

Frekuensi

Presentase

85% -- 100%

85 -- 100

Sangat Tinggi

11

29,41%

65% -- 84%

65 -- 84

Tinggi

15

64,71%

55% -- 64%

55 -- 64

Sedang

2

5,88%

35% -- 54%

35 -- 54

Rendah

0%

0% -- 34%

0 -- 34

Sangat Rendah

0%

Jumlah

28

100 %

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa 11 siswa atau 29,41% berada pada kategori sangat tinggi, 15 siswa atau 64,71% berada pada kategori tinggi, 2 siswa atau 5,88% berada pada kategori sedang dan tidak ada siswa yang berada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Sejarah dengan melihat tingkat penguasaan dan skor siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw .

Jika hasil belajar sejarah dianalisis dengan ketuntasan belajar, maka dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II

Tingkat penguasaan

Interval skor

Kategori

Frekuensi

Presentase

75% -100%

0% -74%

70-100

0-69

Tuntas Tidak Tuntas

26

2

94,12 %

5,88%

Jumlah

28

100%

  Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa persentase ketuntasan secara klasikal pada siklus II yaitu sebesar 94,12% ( 26 dari 28 siswa) berada pada kategori tuntas dan 5.88% ( 2 dari 28 siswa berada pada kategori tidak tuntas sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II hasil belajar Sejarah siswa mencapai ketuntasan klasikal.

Jenis aktivitas yang di amati berupa aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran dan aktivitas yang tidak sesuai pembelajaran. Adapun jenis aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran yaitu : (1) siswa yang hadir dalam proses pembelajaran ; (2) siswa yang memperhatikan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru; (3) siswa yang berani bertanya tentang materi yang belum di mengerti ; (4) siswa yang aktif membaca dan mendiskusikan sub topik yang diberikan guru; (5) siswa yang menemukan informasi tentang materi pembelajaran;

(6) siswa yang memeerikan tanggapan terhadap materi yang dibahas di depan kelas. Sedangkan jenis aktivitas yang tidak sesuai dengan pembelajaran yaitu: (7) siswa yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan pembelajaran.

Pembahasan

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui model pembelajaran kooperatif jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kerja sama siswa, kemampuan bertanya tentang materi yang belum dimengerti, memberi tanggapan terhadap materi yang dibahas di depan kelas sehingga siswa tidak jenuh dalam belajar. 

Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran tentang tes hasil belajar sejarah siswa, pada materi perkembangan historiografi Indonesia setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada proses pembelajaran Sejarah pada siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda.

Setelah melihat hasil analisis data, dapat diketahui bahwa hasil belajar sejarah siswa pada materi perkembangan historiografi Indonesia setelah diberikan pelajaran dengan model pembelajaran koopertif tipe jigsaw ternyata mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat pada skor rata-rata pada siklus II. Begitu pula ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 94,12%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Upaya yang dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah membimbing siswa untuk secara tertib mengikuti langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mulai dari memperhatikan materi pelajaran, membaca dan mendiskusikan sub topik, dan memberi tanggapan terhadap materi yang dibahas di depan kelas.

Penerpan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menjadikan hasil belajar siswa meningkat, hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah untuk melatih siswa agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang sesuatu materi pokok kepada teman sekelasnya. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperaif dimana pembeljaran melalui pengunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal baik secara individu maupun kelompok. 

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Johnnson (1991:27) yang menyatakan bahwa "pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal baik pengalaman individu maupun kelompok".

Menurut Ibrahim dkk (2003) menyatakan bahwa belajar kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru. Ratumanan (2002) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.

IV    PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran sejarah dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda, hal ini dapat dilihat dari:

  • Meningkatnya persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus II sebesar 94,12%.
  • Terjadi peningkatan aktivitas siswa yang dalam proses belajar dan penurunan aktivitas siswa yang tidak sesuai dalam proses pembelajaran berdasarkan dengan hasil observasi yang dilakukan selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Tri Chatarina. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UNESS.

Ibrahim,dkk. (2003). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Indriyanti. (2019). Pengaruh Penerapan Metode Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Sejarah

Kebudayaan Islam Kelas XI di Man 12 Jakarta. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Hidayatullah.

Isjoni. (2007). Cooperatif Leaarning. Bandung:Alfabeta.

Johnson DW dan Johnson R,T.(1991). Learning Together and Alone. Allin and Bacon :Massa chussetts.

Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (cara efektif dan menyenangkan pacu prestasi peserta didik). Bandung: Nusa Media.

Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ratumanan. (2002). Pengantar Penelitian Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito.

#editing by @frans dagur

#PTK Sejarah

#hasil belajar siswa

Smd, 6 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun