Bapa yang kekal, di Sorga yang kekal
X Tubuh kita yang fana, di Bumi yang fana (Kelak berganti tubuh kemuliaan).
Terpaku pada komando Bapa memimpin kita menang dan mengarah kepada Kerajaan Sorga (Wahyu 21:7). Namun Terpaku pada komando Dunia memimpin kita pada jebakan "yang jahat" dan mengarah pada api kekal (Yoh 10:10)
Kasih Bapa mendidik seluruh Umat Percaya lewat penyangkalan diri dan pikul salib yang berujung pada hidup kekal bersama Dia, Sang Pusat!
Itulah alasan mutlak kita mengatakan "Bapa Kami yang di Sorga".
4. Dikuduskanlah Nama-Mu.
Kata "Dikuduskanlah" versi TB LAI pada doa bapa kami dalam bahasa aslinya (Yunani) tertulis (hagiastht) yang artinya "dikuduskan, dikhususkan, dimuliakan".
Itulah kenapa dalam Alkitab terjemahan lama tertulis "Dipermuliakanlah kiranya nama-Mu".
"Nama" selalu menunjuk ke identitas atau ciri khas, kalau Allah Sang Pusat memiliki nama pribadi, harusnya kita paham identitas-Nya sebagai Sang Pusat!
(?) Bagaimana kita memuliakan nama-Nya?
Nah, kalau kita meminta supaya nama-Nya dimuliakan lewat diri kita, bukankah itu artinya melalui segenap hidup dalam segala perkataan dan tindakan?