Apasih fungsi paru-paru untuk tubuh kita? Penting gak sih paru-paru itu? Nah, kalian semua pasti sudah tau jawabannya. Ya! Sangat penting. Begitu juga dengan keberadaan hutan di dunia ini. Hutan bisa dibilang sebagai paru -- paru untuk dunia ini.
Mengapa? karena hutan juga berfungsi untuk menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Selain sebagai paru -- paru masih banyak juga kegunaan dari hutan, seperti mengatur iklim, mencegah erosi dan banjir, menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah dan sebagai wilayah untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
Nah, kita sudah paham apa sih kegunaan dan pentingnya hutan bagi dunia. Sekarang kita mulai membahas hutan di Indonesia. Hutan di Indonesia ini sangat amat penting bagi dunia. Mengapa ? karena Indonesia memiliki hutan yang sangat luas yaitu hutan tropis dan ada pula hutan hujan atau rainforest yang berada di Kalimantan dan Papua.
Hal inilah yang membuat Indonesia berada di urutan ketiga dunia yang memiliki hutan terluas. Berdasrkan data dari FWI, lembaga pemantau hutan, daratan Indonesia seluas 82 hektar masih tertutup oleh hutan. Dilihat dari data ini kita bisa melihat banyaknya hutan di dunia yang berada di Indonesia.
Ini bisa dibilang merupakan satu prestasi membanggakan mengingat hutan merupakan salah satu pendukung yang sangat penting bagi keseimbangan alam. Hutan tropis di Indonesia menyimpan banyak potensi energi mikrobiologi yang sangat diperlukan dunia.Â
Meskipun begitu hutan di Indonesia teryata berada di situasi yang buruk. Mengapa? karena hutan di Indonesia sudah sangat banyak yang hilang apalagi pada tahun 2012 dimana 928.000 hektar atau 2,3 juta acre hilang. Hal ini juga terjadi pada tahun 2014 dan 2015 yang masing masing tahunnya kehilangan 796.500 hektar atau 2 juta acre dan 735.000 hektar atau 2.8 juta acre , meskipun tahun 2013 angka kehilangan itu sempat turun.
Sebagian besar kehilangan hutan di Indonesia berasal dari penebangan hutan atau pembakaran hutan. Hal ini dilakukan oleh pihak pihak yang ingin mengambil keuntungan tanpa memikirkan akibatnya secara umum. Pihak pihak ini ada yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.
Biasanya pihak yang berasal dari dalam negeri ingin menggunakan lahan lahan di hutan itu untuk dijadikan tempat industry atau membuka tempat usaha, mereka biasanya menggunakan cara dengan membakar lahan itu. Sedangkan untuk pihak dari luar negeri mereka biasanya menebang pohon pohon secara illegal untuk dimanfaatkan lagi, contohnya adalah Negara Malaysia yang menggunakan sungai untuk membantu proses illegal logging ini.
Nah setelah kita membahas banyak mengenai hutan dan kerusakan hutan, sebenarnya jaman sekarang ini ada cara baru untuk "mengambil" pohon dari hutan suatu daerah. Jika Negara seperti Malaysia menggunakan sungai untuk melakukan illegal logging, ada beberapa Negara maju yang menggunakan cara lain.
Misalnya Jepang, Negara yang kita ketahui dengan kepintaran dan kemajuan teknologinya mengambil pohon di hutan di Kalimantan tetapi tidak dengan mengambil 1 batang utuh tetapi hanya mengambil beberapa sample atau potongan pohon tersebut. Lalu dibawa ke Jepang, di teliti dan lalu dibudi dayakan menjadi pohon yang banyak dengan sifat yang sama dengan induknya.
Bagaimana bisa mereka hanya mengambil sample atau bagian dari pohon dan bisa langsung di budidayakan menjadi banyak pohon? Jawabannya adalah mereka menggunakan cara KULTUR JARINGAN.
Meskipun mereka menggunakan cara yang benar apakah tindakan mereka benar? Lalu apakah Negara kita tidak dirugikan? Sebelum menjawab pertanyaan itu, kita harus paham dulu apa itu kultur jaringan.
Sebenarnya pengertian mengenai kultur jaringan itu ada banyak seperti yang dikemukakan para ahli seperti Suryowinoto (1991), sebagai ahli dalam ilmu biologi ia mendefinisikan bahwa pengertian kultur jaringan atau tissue culture adalah suatu jenis budidaya dan jaringan yang digabungkan dalam sekelompok sel-sel sehingga kemudaIan memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Lalu ada Schawann dan Scheleiden (1838), yang merupakan ahli yang mendasari tehnik kultur jaringan ia mengatakan bahwa total genetic potential sel, yakni ciri khas sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik sehingga memiliki kondisi yang utuh. Sedangkan menurut KBBI artinya adalah Istilah biologi rekayasa untuk mempercepat pertumbuhan jaringan lewat media tumbuh yang diatur kondisinya .
Jadi yang bisa simpulkan dari kalimat-kalimat diatas adalah bahwa kultur jaringan merupakan jenis budidaya yang menggunakan jaringan tanaman dengan tujuan untuk membentuk tanaman baru yang memiliki sifat yang sama dengan induknya namun dengan waktu yang cepat.
Kultur jaringan ini memanfaatkan sifat totipotensi. Dalam jaringan tanaman disana ada yang namanya sifat totipotensi yang dimanfaatkan untuk memperoleh anakan seragam dalam jumlah yang banyak dan cepat. Sel sel tanaman sendiri itu bersifat totipotent ( berpotensi penuh ) yang artinya bahwa sel sel tersebut bisa mempertahankan potensi yang dimiliki zigot untuk membentuk semua bagian organisme.
Teori totipotensi dikemukakan oleh G.Heberland pada tahun 1898. Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon menjadi tanaman identic secara genetic. Sebenarnya prinsip yang digunakan oleh kultur jaringan sama dengan perkembangbiakan vegetative dengan setek. Potongan bagian tubuh tumbuhan akan tumbuh menjadi satu individu baru. Hanya saja, pada metode kultur jaringan harus sangat memperhatikan sterilitas bahan dan alat.
Nah, setelah panjang lebar menjelaskan kultur jaringan, kita kembali ke pertanyaan awal. Apakah tindakan yang dilakukan Negara maju dengan menggunakan kultur jaringan untuk "mengambil" pohon Negara lain merupakan tindakan yang benar?
Pemanfaatan teknologi seperti ini oleh para Negara maju menurut saya mencerminkan dunia yang semakin maju pula Jepang berhasil memajukan Negara mereka sekaligus memajukan dunia teknologi khususnya dalam hal biologi ini. Penggunaan kultur jaringan sebenarnya juga sangat menguntungkan. Mengapa ? karena dengan adanya teknologi seperti ini tentunya akan mempermudah kinerja manusia pula. Seperti kultur jaringan yang bisa menghasilkan pohon yang sama dengan induknya dengan waktu yang lebih cepat dan dengan cara yang bisa dibilang lebih modern.
Manusia tidak lagi bergantung terhadap keadaan alam seperti iklim atau letak geografis suatu Negara. Contohnya Jepang, Negara maju ini bisa mengembangkan dan memanfaatkan teknologi dengan cara yang benar yaitu dengan hanya mengambil sample atau potongan lalu menggunakan teknik kultur jaringan, berbeda dengan cara lama yang digunakan yaitu masuk ke hutan menebang pohon lalu membawanya melalui aliran sungai seperti yang Malaysia lakukan.
Ada hitam ada juga putih, ada baik maka ada keburukan juga. Begitu pula dengan tindakan yang dilakukan Jepang ini. Tentunya ada sisi baik dan sisi buruk yang bisa kita ambil melalui kejadian ini. Menurut saya, sisi negatifnya adalah bahwa Jepang telah melakukan kejahatan yaitu mencuri pohon yang berasal dari hutan kita. Tentunya ini melanggar UU yang ada di Indonesia. Walaupun mereka tidak mengambil satu pohon yang utuh tapi tindakan mereka bisa dibilang mencuri.
Apalagi alasan mereka adalah untuk melakukan penelitian bukan mengambil sample untuk dibudidayakan. Dimana pemerintah sudah memberikan bantuan dengan menginjinkan mereka melakukan penelitian ternyata mereka malah mencuri sumber daya alam kita.
Selajutnya adalah bahwa mereka bisa dengan mudahnya atau dengan enaknya datang ke Negara kita yang sudah menjaga hutan- hutan itu dan mengambilnya untuk kepentingan mereka begitu saja. Lalu untuk kedepannya, bagaimana jika mereka terus melakukan kebiasaan ini, datang dengan alasan untuk melakukan penelitian dan kembali mencuri pohon kita dengan mengambil sample.
Sisi baik dari apa yang telah di lakukan Jepang adalah bahwa Jepang maupun Negara maju lain yang menggunakan cara ini berhasil membawa perubahan pada dunia. Seperti yang saya bilang di atas tadi, tumbuhan atau tanaman tidak lagi terbatas dengan keadaan alam ataupun keadaan geografis suatu wilayah tetapi bisa dikembangkan diseluruh bagian dunia.
Jadi suatu jenis tumbuhan akan lebih lestari. Dengan keberhasilan yang didapatkan oleh Jepang ini maka mereka bisa membantu Negara lain untuk melakukan teknik seperti ini juga. Selain itu teknik yang mereka gunakan untuk mengambil pohon kita juga tidak begitu merugikan karena mereka hanya mengambil potongan kecil dan pohon tersebut tidak akan rusak begitu saja.
Kita sudah mengerti sisi buruk dan sisi baik yang ada pada tindakan Jepang. Setelah itu saya akan membahas sisi baik dan buruk dari penggunaan kultur jaringan itu sendiri secara umum. Sisi baik atau hal positif dari penggunaan teknik ini adalah teknik ini mencerminkan bahwa kemajuan teknologi bisa beroeran penting untuk aspek lainnya. Selain itu jika teknik ini sering digunakan maka kita bisa melestarikan tumbuhan atau pohon yang sudah mulai punah atau terancam tidak hanya oleh Negara asal pohon itu tetapi Negara lain juga bisa membantu melestarikan.
Dunia pun akan menjadi lebih baik pula karena pohon di dunia semakin bertambah dan alam semakin baik lagi. Banyak bencana alam juga bisa kita hindari jika kita mempunyai pohon yang banyak. Suatu Negara juga bisa me-recovery kondisi alam yang rusak dengan cara yang cepat yaitu kultur jaringan. Selain itu ekonomi suatu Negara akan mejadi lebih baik pula jika memiliki sumber daya alam yang semakin melimpah.
Namun ada pula sisi buruk atau kelemahan dari penggunaan kultur jaringan ini. Penggunaan teknik ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan juga tidak mudah oleh karena itu membutuhkan ahli -- ahli dalam bidang ini. Mungkin inilah penyebab mengapa kultur jaringan ini baru dilakukan oleh Negara -- Negara maju.
Selain itu jika kultur jaringan sudah marak dilakukan dalam masyarakat maka akan merugikan para orang- orang yang bekerja secara konvensional dalam bidang ini dan menambah tingkat pengangguran suatu Negara. Misalnya penjual bibit dll. Selain itu jika pohon khas suatu Negara bisa dikembangkan oleh Negara lain maka tidak ada lagi ke khasan dalam suatu Negara dan tidak ada lagi keanekaragaman alam.
Jadi kesimpulannya bahwa tindakan yang di lakukan Jepang tidak salah namun kurang tepat. Tindakan mereka menggunakan teknologi merupakan tindakan yang sangat baik hanya saja seharusnya mereka mendapatkan ijin dengan cara yang baik.
Selain itu Negara seperti Jepang ini sebaiknya memberi bantuan kepada Negara-negara lain mengenai cara mengembangkan teknologi kultur jaringan. Yang perlu kita ingat adalah kemajuan jaman dan kemajuan teknologi seperti ini tidak boleh membuat kita lupa akan pentingnya menjada kelestarian suatu alam.
Cukup sekian tanggapan saya mengenai tindakan yang menyangkut penggunaan kultur jaringan, jikalau ada kata-kata yang kurang berkenan mohon dimaklumi dan dimaafkan. Terimakasih. AMDG.
Daftar pustaka :
https://www.goodnewsfromindonesia.id
Buku Paket BIOLOGI kelas 11 Penerbit Erlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H