Mohon tunggu...
fransiskus
fransiskus Mohon Tunggu... Freelancer - Memberikan Apa Yang Bisa Diberikan

Mengubah Sesuatu Lebih Baik Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bibir Pantai yang Hilang Dimakan Gelombang

19 Oktober 2020   22:32 Diperbarui: 20 Oktober 2020   12:51 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu yang ditunggu akhirnya datang, Herman berangkat dari Jakarta menggunakan bus berwarna merah begitu juga hati herman yang sedang sangat senang karena tidak lama lagi dapat bertemu dengan keluarganya.

Satu hari lamanya dia berada dalam bus yang sangat membatasi pergerakanya. Pagi dini hari herman sampai di Jogja dengan hati gembira, tidak terasa lelahnya dibayar dengan suasana Jogja yang masih sejuk. Ini saatnya ia menuju ke desanya perjalanan kurang lebih 20 menit. Herman naik ojek untuk sampai ke desanya. Dalam perjalanan Herman berbincang - bincang dengan tukang ojek membicarakan mengenai desanya. 

Hampir sudah sampai ke desanya, Herman bingung serasa ada yang berbeda dari jalan menuju desanya. Tidak lama kemudian, sekitar 5 menit tambah bingung, desanya yang dulunya asri, pantainya bersih sekarang menjadi sunyi dan sangat panas. Herman sangat bingung di mana rumah tinggalnya sekarang. Ia pun bertemu dengan Pak Husen, dia masih mengenali wajahnya.

“walahh baru pulang kamu to lee, sudah lulus sekarang ya, wah bangga sekali Ayah dan Ibumu lee. 

“iya Pak Husen, baru saja sampai ini, kok semuanya jadi begini pak sekarang?. Semuanya berubah menjadi seperti ini”.

Pak Husen pun menjelaskan semua kronologi kejadinya, dan Herman pun meneteskan air matanya karena tidak kuat mendengar cerita dari Pak Husen.

Setelah bercerita sekitar 1 Jam Herman meminta bantuan Pak Husen untuk menunjukan rumahnya yang baru. Pak Husen langsung mengantar ke rumahnya, dan Herman pun bertemu keluarganya dan menangis, Mengapa Semua Ini terjadi?....

Ketika kita menyatu dengan alam dan menjaga kelestarian alam, niscaya alam tidak akan berbuat buruk kepada kita umat manusia. Manusia pada hakikatnya membutuhkan alam untuk dapat bertahan hidup.

Alam sudah menyediakan yang dibutuhkan umat manusia, tetapi tidak menyediakan apa yang diinginkan umat manusia. Mari kita jaga alam kita dan kembalikan alam kita yang sudah mulai rusak akibat pola pikir yang salah dari para petinggi Negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun