Mohon tunggu...
fransiskus
fransiskus Mohon Tunggu... Freelancer - Memberikan Apa Yang Bisa Diberikan

Mengubah Sesuatu Lebih Baik Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bibir Pantai yang Hilang Dimakan Gelombang

19 Oktober 2020   22:32 Diperbarui: 20 Oktober 2020   12:51 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Arus keluar masuk pada hari itu sangat padat sehingga Herman sedikit kualahan dalam mencari Bus yang sesuai dengan tujuanya. Ia pun bertanya petugas kesana kemari dan akhirnya setelah beberapa lama mencari, ia mendapat bus sesuai dengan alamat tujuanya. Coming Jakarta… Yeehhh.

Refleksi Untuk Kita

Herman pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studinya, sementara keluarganya hidup di desa dengan kondisi yang seadanya. Semenjak ditinggal Herman pergi kondisi pun banyak yang berubah. Tanaman yang ada di tepi pantai seperti pandan dan cemara laut lambat laun berkurang, spesies penyu yang ada di pantai samas semakin lama semakin berkurang.

Semua itu diakibatkan oleh oknum – oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Keluarga Herman pun gelisah dan mengecam kegiatan tidak bijaksana yang dilakukan oleh oknum masyarakat tertentu.

Pantai yang indah akan menarik parawisatawan, namun pantai yang jauh dari kata baik dan bersih niscaya tidak akan ada wisatawan yang mau datang. Keindahan pantai adalah nilai tambah agar wisatawan mau datang. Namun, semuanya sudah tidak mempunyai arti.

Pantai Samas yang dulunya indah berseri, sekarang menjadi gersang dan penuh sampah yang tersebar di pasir pantai. Umumnya sampah tersebut berasal dari aliran air sungai yang bermuara di pantai Samas. Alam yang dirusak tidak akan memberikan tmbal balik yang baik kepada manusia. Alam dan manusia saling berdampingan dan manusia membutuhkan keberadaan alam itu sendiri.

Keluarga Herman dan Masyarakat lainya pun semakin kawatir karena semakin lama intesitas wisatawan yang datang semakin berkurang. Tentu ini menjadi berita buruk bagi masyarakat yang mengandalkan penghasilan dari wisatawan yang datang berwisata ke pantai. Masyarakat semakin bingung mengenai kehidupan mereka yang semakin lama semakin susah. Akibat dari oknum yang tidak bertanggung jawab berdampak buruk bagi banyak pihak.

Akibat dari tanaman pandan dan cemara yang sudah ditebangi, Pantai Samas sering dilanda abrasi ketika musim air laut tinggi. Masyarakat sekitar pantai ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Banyak wisatawan yang tidak datang, ditambah dengan abrasi yang sering terjadi.

Abrasi mengikis tepi pantai sampai kerumah warga. Masyarakat harus berpindah ke tempat yang jauh dari bibir pantai. Abrasi yang menyerang rumah warga cukup besar, jalan pun seperti termakan oleh ari begitu saja, rusak dalam waktu kurang dari 5 menit.

Perjuangan di Jakarta. 

Desa Herman yang semakin hancur, Herman pun sudah kurang lebih 4 Tahun berkuliah di jakarta. Keluarga Herman sangat rindu dengan anaknya, ketika berkuliah Herman tidak bisa pulang karena tidak adanya biaya. Selain itu, di kampus tempat Herman belajar, terdapat semester pendek dan ini dimanfaatkan oleh Herman agar cepat menyelesaikan studinya. Tak terasa Herman kini sudah lulus dan mendapatkan gelar Sarjana “  Ini ibuk dan bapak pasti senang saya sudah mendapatkan gelar Sarjana”. Herman tidak sabar untuk kembali ke desa dan membangun desanya agar menjadi lebih maju. Setelah selesai mengurus berkas kelulusan Herman segera kembali ke desanya. Untuk melihat bagaimana kondisi desanya sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun