Karya. ady.s
Jam di dinding terus berputar seturut arahnya.
Di sore itu nampak pena dan segelas kopi baru di seruput oleh ku.
Pandang kabut dari jendela rumah tua yang usang di makan tahun menemani hari - hari ku.
Tinggal ceritera lama dan lapuk di telantarkan waktu.
Ku panjatkan doa di awal Februari pada semesta.
Aku jelas tak tahu kemana arah angin segera menuntun ku.
Dimanakah gerimis yang sedari tadi siang hilang tanpa jejaknya.
Walau hanya sesaat, aku terbiasa tuk berlindung di bawah atap pondok itu.
Fikir ku hanyalah menunggu sehabis hujan sore ini.
Tak ada waktu untuk bercerita walau sendiri hanyalah sebatas menunggu.