Mohon tunggu...
Fransisco Laverna N.N
Fransisco Laverna N.N Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Memiliki minat dalam bidang Jurnalisme dan Broadcasting media penyiaran.

Selanjutnya

Tutup

Film

Masih Ingat dengan Film Olga dan Sepatu Roda (1990)? Begini Perbedaanya dengan Film Mariposa (2020)

11 September 2022   19:06 Diperbarui: 11 September 2022   21:45 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Olga dan Sepatu Roda (1991), dan Film Mariposa (2020) Sumber: Imdb.com

Film Populer pada eranya masing-masing.

Film Olga dan Sepatu Roda dan juga Film Mariposa, merupakan film-film yang dapat dikatakan sebagai film yang sukses di eranya masing-masing. Bagaimana tidak kedua film ini diperankan oleh tokoh-tokoh yang terkenal di eranya.

Olga dan Sepatu Roda tahun 1991, diperankan oleh aktor dan aktris ternama, seperti Desy Ratnasari dan juga Nike Ardila. Sedangkan Mariposa tahun 2020 diperankan juga oleh aktor dan aktris muda berbakat yang terkenal, yaitu Angga Yunanda dan juga Adhisty Zara.

Dalam melihat kedua film ini, perlu diketahui terlebih dahulu apa itu Film, bagaimana paradigma, genre, dan juga subgenre dari kedua film ini.

Pengertian Film

Film merupakan gambar bergerak yang menampilkan atau menunjukan sebuah narasi atau cerita. Film dikatakan juga sebagai sebuah produk komunikasi karena menyampaikan pesan untuk berkomunikasi dengan penonton, dalam medium yang beragam (Astuti, 2022:5).

Michael Rabiger menjelaskan film ialah bersifat menghibur serta menarik, sehingga dapat membuat penontonnya ikut merasakan dan berpikir lebih dalam (Larasati, 2020).

Effendy mengatakan film merupakan teatrikal yang dibuat secara khusus untuk di pertontonkan di bangunan-bangunan bioskop, televisi maupun sinetron (Larasati, 2020).

Wibowo juga ikut berpendapat mengenai film, bahwa film adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan beragam pesan kepada khalayak umum melalui sebuah media cerita (Larasati, 2020).

Apa Itu Paradigma?

Baker mendefinisikan paradigma adalah kesatuan aturan yang menentukan atau menetapkan batas-batas. Paradigma juga menerangkan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batas-batas tersebut untuk berhasil (Abdi, 2021).

Capra mengatakan bahwa paradigma merupakan sebuah bentuk asumsi dasar yang didukung dengan adanya bukti terhadap apa yang diasumsikannya, dalam menggambarkan interpretasinya terhadap realitas (Abdi, 2021).

Secara umum paradigma dapat dikatakan sebagai seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, ataupun aturan yang menciptakan kerangka kerja pelaksanaan dari sebuah penelitian (Astuti, 2022:17).

Paradigma dalam pengetahuan umum biasanya terdiri dari 3 jenis paradigma, yaitu paradigma positivisme, paradigma konstruktivisme dan paradigma pragmatisme yang nantinya akan menjadi dasar cara pandang selanjutnya (Astuti, 2022:20).

Sedangkan paradigma dalam film, akan menggunakan konsep yang sama hanya saja lebih spesifik pada narasi film yang diproduksi.Seperti fungsinya yaitu untuk melihat pesan yang disampaikan dalam film, memfokuskan analisis dari film.

Serta untuk mengetahui aturan-aturan yang harus diikuti dalam menginterpretasikan sebuah film. Paradigma yang khusus dalam film adalah Paradigma Fungsionalisme, Paradigma Empirisme, Paradigma Fenomenologi, dan Paradigma Kritis (Astuti, 2022:20).

Empat Paradigma Khusus Dalam Film

Paradigma Fungsionalisme, yang memandang masyarakat adalah suatu sistem yang saling berkaitan. Paradigma ini meyakini bahwa masyarakat berubah secara evolusioner (Astuti, 2022:20).

Paradigma Empirisme, artinya segala pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Dengan ciri-ciri adanya bukti empiris, mengutamakan fakta-fakta di lapangan, dan pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna (Astuti, 2022:21).

Paradigma Fenomenologi, mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Pengkajian mengeksplorasi pengalaman manusia untuk melihat persepsi, pemikiran, kemauan dan keyakinan. Dapat menjelaskan fenomena perilaku manusia yang dialami dalam kesadaran (Astuti, 2022:22).

Paradigma Kritis, menyatakan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis mengungkapkan the real structures di balik struktur nyata yang terlihat, dengan harapan menciptakan kesadaran sosial yang dapat memperbaiki kondisi kehidupan manusia (Astuti, 2022:22)

Paradigma Dalam Film Olga dan Sepatu Roda, dan Mariposa

Pendapat saya, Film Olga dan Sepatu Roda (1991), merupakan film yang diproduksi dengan menggunakan Paradigma Fenomenologi. Karena Film ini mendeskripsikan sekaligus mempelajari manusia sebagai suatu fenomena.

Film ini juga melihat persepsi, pemikiran, kemauan, serta keyakinan yang dimiliki tokoh utama. Tokoh utama diceritakan memiliki semangat menjadi pemain sepatu roda yang profesional dengan memenangkan perlombaan nasional.

Tokoh utama yaitu Olga memiliki kemauan untuk membeli sepatu roda baru, namun karena harus mendapatkanya secara mandiri, membuat Olga bertekad untuk bekerja menjadi penyiar radio. 

Film ini juga mendeskripsikan secara sadar tentang fenomena yang terjadi terhadap masyarakat Indonesia pada jaman itu yang sedang senang-senangnya menggunakan sepatu roda, yang bahkan tidak hanya anak laki-laki saja melainkan perempuan juga.

Sedangkan Pada film Mariposa (2020), menurut pandangan saya, film ini menggunakan paradigma kritis karena film ini memberikan pesan yang tersirat, untuk membentuk suatu kesadaran sosial yang diharapkan mengubah dan memperbaiki kondisi kehidupan manusia.

Film mariposa membentuk pola pikir yang diharapkan dapat mengubah pemikiran penonton dengan mengajarkan atau menunjukan bahwa yang harus sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi tidak hanya pria saja, melainkan perempuan juga harus memiliki cita-cita yang tinggi.

Lalu mengajarkan bahwa jika kita memiliki kemauan yang sangat tinggi, kita harus berusaha sebaik mungkin untuk bisa mendapatkannya, hal ini sangat penting bagi kehidupan manusia untuk tidak mudah menyerah begitu saja ketika ada suatu keinginan.

Genre Dalam Film Olga dan Sepatu Roda, dan Mariposa

Awalnya genre atau aliran film dimulai dari teater atau sastra dalam bentuk narasi cerita. Diketahui tiga genre terbesar adalah drama, laga, dan horor. Genre disebut sebagai jenis, gaya dan klasifikasi yang berdiri sendiri (Astuti, 2022:23).

Dalam Film Olga dan Sepatu Roda, termasuk kedalam film yang bergenre Drama, dikarenakanan film ini memiliki alur cerita yang sangat kuat, emosi dan hubungan antar karakter sangat kuat, serta film ini berhasil menguasai emosi penonton seperti marah dan juga bahagia.

Sedangkan dalam Film Mariposa, masuk kedalam film dengan genre drama juga, karena memiliki karakter dan latar waktu dan tempat yang realistis, dan film mariposa juga berhasil menguasai emosi penonton seperti, sedih, gembira, dan juga marah.

Subgenre Dalam Film Olga dan Sepatu Roda, dan Mariposa

Film menjadi sangat disukai sejak awal kemunculannya, oleh karena itu tiga genre utama ikut berkembang sehingga menjadi banyak subgenre yaitu, Film Petualangan, Film Noir, Film Komedi, Film Musikal, Film Fantasi, Film Perang dan Film Western (Astuti, 2022:30).

Film Olga dan Sepatu Roda yang bergenre drama, juga memiliki subgenre didalamnya. Sehingga membuat film ini bergenre drama comedy, karena film ini mendatangkan hiburan dan tawa kepada penonton, terutama pada adegan dimana tokoh utama dilamar oleh fans nya.

Sedangkan Film Mariposa yang juga termasuk dalam film drama juga memiliki subgenre, sehingga membuat film ini bergenre drama romantis, dan juga komedi karena memperlihatkan hubungan kedekatan yang harmonis antara kedua pemeran utama.

Komedi diperlihatkan dari tingkah lucu acha pemeran utama yang terlihat polos dan lugu dalam mendekati iqbal yang terlihat cuek, yang membawa tawa.

Daftar Pustaka

Abdi, H. (2021, Juli 7). Paradigma adalah Cara Pandang Terhadap Sesuatu, Pahami Makna Serta Contohnya. Liputan.com. Diakses dari https://hot.liputan6.com/read/4601251/paradigma-adalah-cara-pandang-terhadap-sesuatu-pahami-makna-serta-contohnya 

Astuti, RA, V. (2022). Buku Ajar Filmologi: Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

Larasati, N.H. (2020, Juni 26). Pengertian Film dan Jenisnya Menurut Para Ahli. Diadona.id. Diakses dari https://www.diadona.id/d-stories/pengertian-film-dan-jenisnya-menurut-para-ahli--200626s.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun