Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memori Foto yang Rusak: Aku dan Masa Kecilku

10 Februari 2022   21:41 Diperbarui: 10 Februari 2022   21:58 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut cerita mamaku dan papaku, aku berhari=hari tidak mau makan. Bagaimana mau makan, sadar saja hampir tidak. Aku dibawa ke seorang mantri tentara. Ya dokter sangat langka saat itu.  

Berbulan-bulan aku di rawat, berapa ember air mata mamaku mengalir. Apalagi melihat akibat wabah tersebut saat itu. Banyak sekali yang meninggal. Hal ini karena pengobatan belum sebaik sekarang. Bayangkan begitu sakit, besoknya meninggal. Tidak kenal umur. Mau tua atau muda, dewasa atau anak-anak, laki-laki atau perempuan. Pokoknya kena langsung mati.

Tapi mamaku tidak mau menyerah, ia bertekad penuh untuk kesembuhanku. Semula aku begitu kuat makan, saat itu sama sekali tidak mau makan. Tapi atas anjuran si mantra jika ia mau makan kasih saja.

Langsung mamaku memenuhinya. Begitu aku sadar, langsung aku diberinya makan. Karena aku tidak pernah makan maka yang dibuatnya adalah bubur. Ya langsung aja aku tolak. Tapi karena takut pada mamaku, aku paksa masukkan ke mulut.

Begitu aku telan, langsung deh keluar lagi. Muntah! Mamaku langsung memberiku makan lagi. Untungnya dalam beberapa kali percobaan makan tersebut, aku bisa makan lebih banyak dari yang dimuntahkan.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, akhirnya beberapa bulan kemudian aku dinyatakan sudah baikan. Berdaasrkan hasil pemeriksaan mantri dan dokter yang terkadang datang aku  dinyatakan sudah bisa mengurangi rutinitas pengobatan.

Mereka sebenarnya agak heran kenapa bisa sembuh secepat itu. Langsung mamaku cerita bahwa aku mau makan.  Merekapun senang. Bagus banget.

"Makan yang banyak ya Ko," kata pak dokternya ramah.

****

Jujur sebenarnya aku sangat trauma ketika melihat semua orang yang berpakaian putih. Karena selama sakit berbulan-bulan itu mereka selalu melakukan tindakan dengan menyuntik pantatku.

Sampai-sampai ketika mereka datang, langsung pantatku terasa nyeri padahal mereka belum memegangku. Aku bayangkan jarum suntik yang besar-besar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun