Mohon tunggu...
Fransisca Meivin
Fransisca Meivin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia

Jika kamu mencari satu orang yang akan mengubah hidupmu, lihatlah di cermin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebijakan PSBB Kurang Efektif di Bidang Pendidikan, Transportasi Umum, dan Industri Tekstil

11 November 2020   07:44 Diperbarui: 11 November 2020   07:55 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesulitan tersebut terlebih dirasakan pada mata pelajaran yang berbasis hitungan seperti matematika, fisika, dan kimia karena tidak adanya penjelasan secara langsung atau tatap muka seperti saat belajar di sekolah, sehingga pelajar kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan melalui aplikasi online. 

Kesulitan belajar dari rumah juga dirasakan oleh mahasiswa khususnya, mahasiswa yang mengambil jurusan saintek seperti teknik/teknologi, kedokteran, pertanian, kesehatan, dan lain-lain. Terbatasnya belajar dari rumah akan menyulitkan mahasiswa pada mata kuliah yang berbasis praktik/praktikum tanpa bimbingan dosen. 

Selain itu, kendala yang dialami siswa dan mahasiswa saat belajar dari rumah adalah cenderung merasa bosan karena tidak ada teman untuk sekedar saling bertukar pikiran maupun bermain, sehingga dapat memungkinkan prestasi belajar menurun.

Kendala belajar dari rumah tidak hanya terjadi pada diri anak melainkan juga orang tua yang mendampingi saat belajar di rumah. Orang tua merasa kewalahan dalam mendampingi anak mereka saat belajar di rumah. 

Hal itu sangat dirasakan jika memiliki anak yang masih sekolah di tingkat PAUD, TK, dan SD. Kebanyakan anak yang masih berada di tingkat tersebut cenderung merasa bosan jika hanya belajar dengan orang tua. 

Anak-anak justru menginginkan untuk belajar di sekolah, karena ketika berada di sekolah mereka tidak hanya belajar, tetapi juga memiliki waktu istirahat yang dapat digunkan untuk bermain dengan teman. 

Selain itu, belajar dari rumah juga memerlukan biaya yang lebih apabila pengajar mengadakan kegiatan belajar mengajar secara online melalui aplikasi yang dilaksanakan dengan video call.

Kegiatan yang dilaksanakan tersebut tentunya memerlukan kuota yang banyak untuk dapat mengikuti proses KBM secara daring, sedangkan harga paket data tergolong mahal jika terus-menerus membeli. Hal itulah yang seringkali menjadi kendala bagi orang tua, sehingga banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk kembali belajar di sekolah.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah secara tiba-tiba untuk memindahkan pembelajaran di sekolah menjadi di rumah membuat beberapa sekolah belum matang dalam mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan saat proses pelaksanaan belajar dari rumah. 

Pengamat pendidikan Indra Charimiadji mengatakan, "Disinilah pentingnya posisi seorang pendidik karena mereka harus membimbing peserta didik tentang caranya belajar termasuk belajar dengan memanfaatkan internet. Intinya guru-guru Indonesia belum siap dengan melakukan pembelajaran dalam konsep daring". 

Saya setuju dengan pernyataan tersebut bahwa masih banyak sekolah yang memiliki keterbatasan dalam menyiapkan sarana dan prasarana, baik guru maupun fasilitas yang mendukung pembelajaran secara daring. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun