Di tengah pembangunan yang semakin pesat, ironi besar masih terjadi di Indonesia: kesenjangan dalam akses terhadap layanan kesehatan. Masyarakat miskin, yang seharusnya mendapat perhatian lebih, justru sering kali terpinggirkan. Kesehatan adalah hak dasar setiap manusia, tetapi faktanya, jutaan orang dengan keterbatasan ekonomi masih terhalang untuk mendapatkan pelayanan medis yang layak.
Masalah ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga menciptakan lingkaran setan kemiskinan yang sulit diputus. Ketiadaan akses kesehatan bagi masyarakat miskin memperburuk kualitas hidup mereka, mengurangi produktivitas, serta menambah beban negara dalam jangka panjang. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pentingnya jaminan akses layanan kesehatan bagi
 masyarakat miskin, kendala yang dihadapi, dan solusi yang bisa diambil untuk menciptakan perubahan nyata.
Ketimpangan yang Mengakar
Kesehatan tidak bisa dipisahkan dari faktor ekonomi. Data menunjukkan bahwa masyarakat miskin lebih rentan terhadap penyakit akibat lingkungan hidup yang kurang mendukung, asupan gizi yang tidak memadai, serta minimnya pemahaman tentang pentingnya kesehatan. Sebuah studi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 mengungkapkan bahwa sekitar 10% masyarakat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Bagi mereka, biaya pengobatan menjadi penghalang besar untuk mengakses layanan medis.
Misalnya, di daerah pedesaan, fasilitas kesehatan sering kali terbatas. Klinik atau puskesmas yang seharusnya menjadi tempat rujukan pertama kerap kekurangan tenaga medis, obat-obatan, dan alat kesehatan. Jarak yang jauh antara rumah penduduk dan fasilitas kesehatan juga menjadi kendala serius, terutama ketika transportasi tidak tersedia atau terlalu mahal.
Sementara itu, di perkotaan, meskipun fasilitas kesehatan lebih banyak, masyarakat miskin menghadapi masalah berbeda. Biaya perawatan di rumah sakit swasta sering kali melampaui kemampuan finansial mereka, sementara rumah sakit pemerintah sering kali penuh, sehingga mengakibatkan waktu tunggu yang lama dan pelayanan yang kurang optimal.
Ketimpangan ini diperburuk oleh fakta bahwa masyarakat miskin sering kali tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang hak mereka terhadap layanan kesehatan. Akibatnya, mereka enggan atau bahkan takut untuk mencari pengobatan, meskipun kondisinya mendesak.
Masalah Sistemik dalam Jaminan Kesehatan Nasional
Indonesia sebenarnya telah memiliki program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Program ini bertujuan untuk menjamin akses kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat miskin. Namun, pelaksanaan JKN masih menghadapi berbagai tantangan yang membuat manfaatnya belum dirasakan secara merata.
Salah satu masalah utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendaftar sebagai peserta JKN. Banyak masyarakat miskin yang belum terdaftar karena proses administrasi yang dianggap rumit. Padahal, pemerintah telah menyediakan skema khusus berupa Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk mereka yang kurang mampu.
Masalah lainnya adalah kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS. Beberapa pasien mengeluhkan pelayanan yang kurang ramah, antrian yang panjang, hingga ketersediaan obat yang sering habis. Hal ini menciptakan stigma negatif terhadap program JKN, meskipun program ini dirancang untuk membantu masyarakat.
Kendala juga muncul dari sisi pendanaan. Defisit anggaran yang dialami BPJS Kesehatan menjadi hambatan besar dalam memberikan pelayanan yang optimal. Ketidakstabilan ini memengaruhi kualitas layanan yang diterima oleh peserta, terutama masyarakat miskin yang sangat bergantung pada program ini.
Dampak Buruk Ketimpangan Kesehatan
Ketidakadilan dalam akses layanan kesehatan memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar angka statistik. Ketika masyarakat miskin tidak mendapatkan pengobatan yang mereka butuhkan, penyakit yang sebenarnya bisa diobati menjadi semakin parah. Ini tidak hanya mengancam nyawa mereka tetapi juga memengaruhi keluarga dan komunitas di sekitarnya.
Anak-anak dari keluarga miskin, misalnya, lebih rentan mengalami malnutrisi, yang dapat berdampak pada tumbuh kembang mereka. Gizi buruk yang tidak ditangani akan menyebabkan masalah jangka panjang, termasuk rendahnya tingkat kecerdasan dan produktivitas di masa depan. Hal ini akhirnya memengaruhi kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Selain itu, beban ekonomi yang ditanggung oleh keluarga miskin akibat biaya pengobatan sering kali memaksa mereka untuk berutang atau menjual aset yang dimiliki. Akibatnya, kemiskinan yang mereka alami semakin dalam. Situasi ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputuskan, di mana kesehatan yang buruk memperburuk kemiskinan, dan kemiskinan menghalangi akses ke layanan kesehatan.
Mengapa Jaminan Akses Kesehatan Penting?
Memberikan jaminan akses layanan kesehatan kepada masyarakat miskin adalah langkah yang tidak hanya berkeadilan tetapi juga strategis. Ketika semua orang memiliki akses ke layanan kesehatan yang memadai, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Pertama, jaminan kesehatan membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah. Penyakit menular seperti tuberkulosis atau malaria, yang sering ditemukan di kalangan masyarakat miskin, bisa ditangani lebih cepat jika mereka memiliki akses ke fasilitas kesehatan.
Kedua, dengan meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat, produktivitas akan meningkat. Orang-orang yang sehat memiliki peluang lebih besar untuk bekerja, bersekolah, dan berkontribusi pada perekonomian. Ini berarti, jaminan kesehatan bukan hanya soal pengeluaran, tetapi juga investasi dalam pembangunan bangsa.
Ketiga, jaminan akses kesehatan juga membantu menciptakan kesetaraan sosial. Ketika semua lapisan masyarakat mendapatkan hak yang sama atas layanan kesehatan, ketimpangan sosial dapat dikurangi, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan adil.
Langkah yang Dapat Dilakukan
Untuk memastikan jaminan akses kesehatan benar-benar sampai kepada masyarakat miskin, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Pemerintah perlu memperkuat program JKN dengan meningkatkan sosialisasi dan pendampingan bagi masyarakat miskin. Proses pendaftaran harus disederhanakan agar lebih mudah diakses oleh mereka yang memiliki keterbatasan pendidikan atau informasi.
Selain itu, pemerintah harus meningkatkan anggaran untuk sektor kesehatan, terutama untuk daerah-daerah terpencil yang minim fasilitas. Pembangunan infrastruktur kesehatan harus dipercepat agar masyarakat di pelosok tidak lagi kesulitan menjangkau layanan medis.
Para tenaga medis juga perlu dilibatkan dalam upaya ini dengan memberikan pelatihan yang memadai, termasuk pemahaman tentang bagaimana melayani masyarakat miskin dengan empati dan profesionalisme.
Tidak kalah penting, peran masyarakat sendiri dalam menjaga kesehatan harus ditingkatkan. Edukasi tentang pola hidup sehat dan pencegahan penyakit harus menjadi prioritas, agar masyarakat tidak hanya bergantung pada layanan medis saat sudah sakit.
Kesimpulan
Jaminan akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah isu yang sangat mendesak. Di negara yang berkomitmen untuk mewujudkan keadilan sosial, kesehatan harus menjadi prioritas utama. Dengan memperkuat program yang sudah ada, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan mengatasi berbagai tantangan sistemik, kita bisa menciptakan perubahan nyata yang berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kesehatan bukan hanya hak individu, tetapi juga fondasi bagi pembangunan bangsa. Jika masyarakat miskin diberi kesempatan untuk hidup sehat, mereka tidak hanya dapat memperbaiki hidup mereka sendiri tetapi juga berkontribusi pada kemajuan Indonesia. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mendukung terciptanya akses kesehatan yang lebih adil dan merata bagi semua.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat dan menginspirasi perubahan. Kesehatan adalah tanggung jawab kita bersama, dan sekaranglah waktunya untuk bertindak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI