Salah satu masalah utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendaftar sebagai peserta JKN. Banyak masyarakat miskin yang belum terdaftar karena proses administrasi yang dianggap rumit. Padahal, pemerintah telah menyediakan skema khusus berupa Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk mereka yang kurang mampu.
Masalah lainnya adalah kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS. Beberapa pasien mengeluhkan pelayanan yang kurang ramah, antrian yang panjang, hingga ketersediaan obat yang sering habis. Hal ini menciptakan stigma negatif terhadap program JKN, meskipun program ini dirancang untuk membantu masyarakat.
Kendala juga muncul dari sisi pendanaan. Defisit anggaran yang dialami BPJS Kesehatan menjadi hambatan besar dalam memberikan pelayanan yang optimal. Ketidakstabilan ini memengaruhi kualitas layanan yang diterima oleh peserta, terutama masyarakat miskin yang sangat bergantung pada program ini.
Dampak Buruk Ketimpangan Kesehatan
Ketidakadilan dalam akses layanan kesehatan memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar angka statistik. Ketika masyarakat miskin tidak mendapatkan pengobatan yang mereka butuhkan, penyakit yang sebenarnya bisa diobati menjadi semakin parah. Ini tidak hanya mengancam nyawa mereka tetapi juga memengaruhi keluarga dan komunitas di sekitarnya.
Anak-anak dari keluarga miskin, misalnya, lebih rentan mengalami malnutrisi, yang dapat berdampak pada tumbuh kembang mereka. Gizi buruk yang tidak ditangani akan menyebabkan masalah jangka panjang, termasuk rendahnya tingkat kecerdasan dan produktivitas di masa depan. Hal ini akhirnya memengaruhi kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Selain itu, beban ekonomi yang ditanggung oleh keluarga miskin akibat biaya pengobatan sering kali memaksa mereka untuk berutang atau menjual aset yang dimiliki. Akibatnya, kemiskinan yang mereka alami semakin dalam. Situasi ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputuskan, di mana kesehatan yang buruk memperburuk kemiskinan, dan kemiskinan menghalangi akses ke layanan kesehatan.
Mengapa Jaminan Akses Kesehatan Penting?
Memberikan jaminan akses layanan kesehatan kepada masyarakat miskin adalah langkah yang tidak hanya berkeadilan tetapi juga strategis. Ketika semua orang memiliki akses ke layanan kesehatan yang memadai, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Pertama, jaminan kesehatan membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah. Penyakit menular seperti tuberkulosis atau malaria, yang sering ditemukan di kalangan masyarakat miskin, bisa ditangani lebih cepat jika mereka memiliki akses ke fasilitas kesehatan.
Kedua, dengan meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat, produktivitas akan meningkat. Orang-orang yang sehat memiliki peluang lebih besar untuk bekerja, bersekolah, dan berkontribusi pada perekonomian. Ini berarti, jaminan kesehatan bukan hanya soal pengeluaran, tetapi juga investasi dalam pembangunan bangsa.