Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

70% Gen Z Depresi karena Media Sosial, Apa Penyebab Utamanya?

10 Januari 2025   18:51 Diperbarui: 10 Januari 2025   18:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Remaja Mengalami Depresi karna Media Sosial. Freepik.com

Informasi Berlebihan dan Dampaknya

Dalam era digital, informasi mengalir tanpa henti. Gen Z, yang tumbuh bersama ponsel pintar, terpapar ribuan konten setiap harinya, mulai dari berita terkini hingga konten viral yang bersifat hiburan. Namun, kebebasan informasi ini juga membawa risiko yang tidak bisa diabaikan. Paparan berita negatif, hoaks, atau konten yang memicu ketakutan, seperti teori konspirasi, menciptakan tekanan emosional yang besar.

Fenomena "doomscrolling," atau kebiasaan menggulir layar tanpa henti untuk membaca berita buruk, semakin memperburuk suasana hati dan meningkatkan tingkat kecemasan. Selama pandemi COVID-19, kebiasaan ini menjadi semakin umum, terutama di kalangan anak muda. Mereka merasa harus terus mengikuti perkembangan terbaru, tetapi di saat yang sama, berita yang mereka konsumsi justru membawa dampak buruk bagi kesehatan mental mereka.

Gangguan Ritme Kehidupan

Media sosial bukan hanya mengubah cara Gen Z berinteraksi, tetapi juga mengganggu ritme kehidupan mereka. Salah satu dampak yang paling nyata adalah terganggunya pola tidur. Banyak anak muda menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial hingga larut malam, tanpa menyadari efek jangka panjangnya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Sleep Medicine Reviews menemukan bahwa penggunaan ponsel sebelum tidur dapat mengurangi kualitas tidur secara signifikan. Kekurangan tidur tidak hanya memengaruhi kemampuan kognitif, tetapi juga meningkatkan risiko depresi dan gangguan suasana hati.

Lebih jauh lagi, waktu yang dihabiskan di media sosial sering kali mengurangi waktu untuk aktivitas yang lebih bermakna, seperti berolahraga, membaca, atau sekadar menikmati waktu bersama keluarga. Ketidakseimbangan ini menciptakan kehidupan yang serba digital, tetapi miskin pengalaman nyata yang mendukung perkembangan emosional.

Mengapa Gen Z Rentan?

Gen Z menghadapi tantangan unik yang tidak dialami oleh generasi sebelumnya. Mereka lahir di era di mana internet dan media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Teknologi ini bukan lagi alat, tetapi menjadi lingkungan tempat mereka bertumbuh. Hal ini membuat batas antara dunia maya dan dunia nyata semakin kabur.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z kurang memiliki contoh atau panduan tentang bagaimana menggunakan media sosial secara bijak. Generasi sebelumnya mungkin lebih melihat media sosial sebagai hiburan, sementara bagi Gen Z, media sosial adalah alat utama untuk bersosialisasi, belajar, dan mengekspresikan diri. Ketergantungan ini membuat mereka lebih rentan terhadap efek negatif yang ditimbulkan.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Masalah Ini?

Meskipun dampaknya terlihat mengkhawatirkan, masalah ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa diatasi. Perubahan dimulai dari kesadaran, baik dari individu itu sendiri, keluarga, maupun lingkungan sosial yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun