Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurangnya Edukasi tentang Pentingnya Kebersihan Toilet di Sekolah

16 Desember 2024   11:58 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:58 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakjelasan tanggung jawab ini menunjukkan adanya kekosongan edukasi. Siswa jarang diberikan pemahaman yang memadai tentang mengapa toilet harus dijaga kebersihannya, bagaimana cara menggunakan toilet dengan benar, dan dampak buruk jika toilet kotor. Edukasi semacam ini sering kali dianggap remeh, padahal memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk budaya kebersihan sejak dini.

Tidak hanya itu, kebersihan toilet juga sering kali tidak dianggap sebagai prioritas oleh pengelola sekolah. Fokus lebih banyak diberikan pada hal-hal yang tampak lebih "penting", seperti pengadaan buku atau perbaikan ruang kelas. Padahal, toilet yang bersih dan layak adalah salah satu faktor mendasar yang mendukung lingkungan belajar yang sehat dan produktif.

Dampak Buruk dari Toilet yang Tidak Bersih

Ketika kebersihan toilet diabaikan, dampaknya dapat dirasakan dalam berbagai aspek. Pertama, dari sisi kesehatan, toilet yang kotor menjadi sumber penyakit menular. Bakteri seperti E. coli, salmonella, dan virus seperti rotavirus dapat berkembang biak di toilet yang tidak bersih. Siswa yang terpapar mikroorganisme ini berisiko terkena diare, infeksi saluran kemih, hingga gangguan pencernaan lainnya.

Kedua, dari sisi psikologis, toilet yang kotor dapat memengaruhi kenyamanan dan rasa aman siswa di sekolah. Anak-anak, terutama siswa perempuan, sering kali merasa enggan menggunakan toilet yang kotor. Akibatnya, mereka cenderung menahan keinginan buang air, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran kemih atau sembelit.

Ketiga, toilet yang tidak terawat juga menciptakan lingkungan yang tidak mendukung pembelajaran. Siswa yang merasa tidak nyaman di sekolah cenderung sulit berkonsentrasi dalam belajar. Bahkan, ada laporan yang menunjukkan bahwa buruknya sanitasi dapat menyebabkan tingkat absensi yang lebih tinggi, terutama di kalangan siswa perempuan yang sedang menstruasi.

Membangun Kesadaran tentang Kebersihan Toilet

Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran semua pihak, baik siswa, guru, maupun pengelola sekolah, tentang pentingnya kebersihan toilet. Hal ini bisa dimulai dengan memasukkan edukasi kebersihan ke dalam kurikulum.

Edukasi kebersihan tidak harus disampaikan dalam bentuk materi pelajaran yang berat. Siswa dapat diajarkan cara mencuci tangan dengan benar, pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dan bagaimana menjaga fasilitas umum seperti toilet. Pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, seperti melalui permainan atau video edukasi, akan membuat siswa lebih mudah memahami dan menerapkan kebiasaan baik ini.

Selain itu, sekolah juga harus memberikan contoh yang baik. Guru dan staf sekolah perlu menunjukkan keseriusan dalam menjaga kebersihan lingkungan, termasuk toilet. Misalnya, dengan memantau kebersihan toilet secara rutin dan memberikan sanksi atau penghargaan kepada siswa yang tidak menjaga kebersihan atau sebaliknya aktif menjaga kebersihan.

Peran Infrastruktur dalam Mendukung Kebersihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun