Ketidakjelasan tanggung jawab ini menunjukkan adanya kekosongan edukasi. Siswa jarang diberikan pemahaman yang memadai tentang mengapa toilet harus dijaga kebersihannya, bagaimana cara menggunakan toilet dengan benar, dan dampak buruk jika toilet kotor. Edukasi semacam ini sering kali dianggap remeh, padahal memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk budaya kebersihan sejak dini.
Tidak hanya itu, kebersihan toilet juga sering kali tidak dianggap sebagai prioritas oleh pengelola sekolah. Fokus lebih banyak diberikan pada hal-hal yang tampak lebih "penting", seperti pengadaan buku atau perbaikan ruang kelas. Padahal, toilet yang bersih dan layak adalah salah satu faktor mendasar yang mendukung lingkungan belajar yang sehat dan produktif.
Dampak Buruk dari Toilet yang Tidak Bersih
Ketika kebersihan toilet diabaikan, dampaknya dapat dirasakan dalam berbagai aspek. Pertama, dari sisi kesehatan, toilet yang kotor menjadi sumber penyakit menular. Bakteri seperti E. coli, salmonella, dan virus seperti rotavirus dapat berkembang biak di toilet yang tidak bersih. Siswa yang terpapar mikroorganisme ini berisiko terkena diare, infeksi saluran kemih, hingga gangguan pencernaan lainnya.
Kedua, dari sisi psikologis, toilet yang kotor dapat memengaruhi kenyamanan dan rasa aman siswa di sekolah. Anak-anak, terutama siswa perempuan, sering kali merasa enggan menggunakan toilet yang kotor. Akibatnya, mereka cenderung menahan keinginan buang air, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran kemih atau sembelit.
Ketiga, toilet yang tidak terawat juga menciptakan lingkungan yang tidak mendukung pembelajaran. Siswa yang merasa tidak nyaman di sekolah cenderung sulit berkonsentrasi dalam belajar. Bahkan, ada laporan yang menunjukkan bahwa buruknya sanitasi dapat menyebabkan tingkat absensi yang lebih tinggi, terutama di kalangan siswa perempuan yang sedang menstruasi.
Membangun Kesadaran tentang Kebersihan Toilet
Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran semua pihak, baik siswa, guru, maupun pengelola sekolah, tentang pentingnya kebersihan toilet. Hal ini bisa dimulai dengan memasukkan edukasi kebersihan ke dalam kurikulum.
Edukasi kebersihan tidak harus disampaikan dalam bentuk materi pelajaran yang berat. Siswa dapat diajarkan cara mencuci tangan dengan benar, pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dan bagaimana menjaga fasilitas umum seperti toilet. Pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, seperti melalui permainan atau video edukasi, akan membuat siswa lebih mudah memahami dan menerapkan kebiasaan baik ini.
Selain itu, sekolah juga harus memberikan contoh yang baik. Guru dan staf sekolah perlu menunjukkan keseriusan dalam menjaga kebersihan lingkungan, termasuk toilet. Misalnya, dengan memantau kebersihan toilet secara rutin dan memberikan sanksi atau penghargaan kepada siswa yang tidak menjaga kebersihan atau sebaliknya aktif menjaga kebersihan.
Peran Infrastruktur dalam Mendukung Kebersihan