Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Daddy Blues Menjamur, Tantangan Ayah Makin Berat?

13 Desember 2024   13:06 Diperbarui: 13 Desember 2024   13:06 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minimnya Dukungan untuk Ayah

Salah satu alasan mengapa daddy blues menjadi masalah yang menjamur adalah minimnya dukungan yang tersedia bagi ayah. Berbeda dengan ibu yang sering mendapat perhatian lebih terkait kesehatan mental, ayah cenderung diabaikan. Di masyarakat kita, masih ada stigma bahwa seorang ayah harus selalu kuat dan mampu mengatasi segala tantangan tanpa bantuan.

Padahal, studi yang dilakukan oleh National Institute of Mental Health menunjukkan bahwa ayah juga memiliki risiko tinggi mengalami depresi pasca-kelahiran anak. Depresi ini dapat diperburuk oleh kurangnya waktu istirahat, tekanan finansial, dan ketidakseimbangan peran dalam rumah tangga. Sayangnya, banyak ayah yang enggan mencari bantuan profesional karena merasa malu atau takut dianggap lemah.

Sebagai contoh, seorang ayah muda bernama Andi (bukan nama sebenarnya) mengungkapkan bahwa ia merasa tertekan setelah kelahiran anak pertamanya. Meski mencintai keluarganya, Andi merasa kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan pengasuhan anak. "Saya merasa seperti gagal sebagai ayah," katanya. Namun, ketika ia mencoba bercerita kepada teman-temannya, mereka hanya menanggapinya dengan candaan. Hal ini membuat Andi semakin enggan untuk membuka diri.

Dampak Daddy Blues terhadap Keluarga

Daddy blues tidak hanya memengaruhi ayah secara individu, tetapi juga berdampak besar pada dinamika keluarga. Ayah yang mengalami tekanan emosional cenderung menarik diri, baik secara fisik maupun emosional, dari pasangan dan anak-anak mereka. Ini dapat menciptakan jarak dalam hubungan keluarga, yang pada akhirnya memengaruhi kesejahteraan emosional anak.

Seorang anak yang tumbuh tanpa kehadiran emosional ayah mungkin mengalami kesulitan membangun hubungan yang sehat di masa depan. Studi dari Journal of Family Psychology mengungkapkan bahwa anak-anak yang kurang mendapat dukungan emosional dari ayah lebih rentan mengalami masalah perilaku dan gangguan kecemasan.

Lebih jauh lagi, tekanan yang dirasakan ayah juga dapat memicu konflik dalam rumah tangga. Ayah yang merasa tidak dihargai atau kewalahan cenderung menunjukkan perubahan perilaku, seperti mudah marah atau menarik diri. Hal ini dapat menimbulkan ketegangan antara pasangan, yang pada akhirnya memengaruhi stabilitas keluarga secara keseluruhan.

Langkah untuk Mengatasi Daddy Blues

Mengatasi daddy blues memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, masyarakat, dan dukungan profesional. Langkah pertama yang harus diambil adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental ayah. Tidak ada yang salah dengan merasa lelah, cemas, atau bahkan sedih. Penting untuk menyadari bahwa perasaan tersebut adalah bagian alami dari proses menjadi orang tua.

Kamu juga perlu menciptakan ruang diskusi yang aman bagi ayah untuk berbagi pengalaman mereka tanpa rasa takut dihakimi. Komunitas ayah, baik online maupun offline, bisa menjadi tempat yang efektif untuk mendukung satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun