Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Daddy Blues Menjamur, Tantangan Ayah Makin Berat?

13 Desember 2024   13:06 Diperbarui: 13 Desember 2024   13:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pasangan memiliki peran penting dalam membantu ayah mengatasi daddy blues. Komunikasi yang terbuka dan saling memahami dapat membantu ayah merasa didukung. Pasangan harus bekerja sama untuk membagi tanggung jawab rumah tangga dan pengasuhan anak secara adil, sehingga tekanan yang dirasakan ayah tidak terlalu berat.

Di sisi lain, pemerintah dan organisasi masyarakat juga perlu berperan aktif dalam menyediakan layanan kesehatan mental yang ramah ayah. Program konseling, seminar, atau pelatihan tentang peran ayah di era digital dapat menjadi langkah awal yang positif.

Mengubah Cara Pandang tentang Peran Ayah

Fenomena daddy blues adalah pengingat bahwa menjadi ayah di era digital bukanlah tugas yang mudah. Namun, ini juga merupakan peluang bagi kita untuk mengubah cara pandang tentang peran ayah. Ayah bukanlah sosok yang harus sempurna, tetapi manusia yang juga memiliki keterbatasan dan membutuhkan dukungan.

Sebagai masyarakat, kita perlu berhenti menempatkan ayah dalam kotak stereotip yang kaku. Ayah harus diberi ruang untuk mengekspresikan perasaan mereka, meminta bantuan ketika diperlukan, dan menjalani perannya tanpa tekanan berlebihan.

Era digital memang membawa tantangan baru bagi para ayah, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung mereka untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu maupun sebagai bagian dari keluarga. Daddy blues bukanlah akhir dari segalanya, melainkan kesempatan untuk membangun kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya kesehatan mental ayah.

Dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, ayah dapat menjalani peran mereka dengan lebih percaya diri dan bahagia. Keluarga pun akan merasakan manfaatnya, karena pada akhirnya, kesejahteraan ayah adalah kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan

Fenomena daddy blues di era digital adalah cerminan kompleksitas peran ayah dalam keluarga modern. Meski sering diabaikan, masalah ini memerlukan perhatian serius karena dampaknya yang luas, baik bagi ayah itu sendiri maupun bagi keluarganya.

Dengan pendekatan yang komprehensif melalui kesadaran individu, dukungan keluarga, dan intervensi masyarakat fenomena ini dapat diatasi. Kini saatnya kita menghargai dan mendukung ayah dalam perjalanan mereka sebagai pilar keluarga yang kokoh. Teknologi boleh saja berkembang, tetapi nilai-nilai kekeluargaan dan dukungan emosional tetap menjadi fondasi utama kehidupan yang bahagia dan harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun