Peningkatan Ketimpangan Sosial
Gotong royong juga berfungsi sebagai mekanisme untuk mengurangi kesenjangan sosial. Ketika nilai ini memudar, kelompok masyarakat yang kurang mampu akan semakin terpinggirkan. Tanpa solidaritas, ketimpangan sosial akan semakin melebar, menciptakan ketidakstabilan dalam masyarakat.
Memadukan Teknologi dan Tradisi
Kendati era digital membawa tantangan, ia juga membuka peluang untuk melestarikan nilai-nilai gotong royong dengan cara yang baru. Teknologi tidak harus menjadi ancaman; ia bisa menjadi alat untuk memperkuat solidaritas.
Sebagai contoh, aplikasi seperti Kitabisa telah membuktikan bahwa teknologi dapat digunakan untuk mendorong aksi kolektif. Namun, keberhasilan ini harus diimbangi dengan pendidikan sosial yang mendorong keterlibatan langsung. Pemerintah, sekolah, dan komunitas memiliki peran penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai gotong royong ke dalam kehidupan modern.
Masa Depan Gotong Royong di Era Digital
Kita hidup di zaman yang serba cepat, di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Namun, di balik kemajuan ini, kita harus menyadari bahwa ada nilai-nilai tradisional yang tidak boleh hilang. Gotong royong adalah salah satu di antaranya.
Sebagai masyarakat yang bangga dengan identitas budaya, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa nilai ini tetap relevan. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak dan menanamkan kembali semangat kebersamaan, kita dapat menciptakan masa depan di mana gotong royong dan era digital dapat berjalan beriringan.
Jangan biarkan layar memisahkan kita. Mari kembali menguatkan tali kebersamaan, karena di sanalah terletak kekuatan sejati bangsa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H