Tampilan CV memang bukan segalanya, tetapi menjadi aspek penting yang sering diabaikan. CV yang rapi, dengan tata letak yang jelas dan font profesional seperti Arial atau Calibri, lebih mudah dibaca.
Namun, jangan sampai desain mengorbankan substansi. CV yang penuh warna atau hiasan grafis mungkin terlihat menarik, tetapi bisa mengurangi keterbacaan. Jika kamu melamar pekerjaan di industri kreatif, tambahkan elemen desain yang relevan, tetapi tetap prioritaskan kejelasan dan profesionalisme.
Pentingnya Kata Kunci yang Relevan
Seiring berkembangnya teknologi, banyak perusahaan menggunakan ATS untuk menyaring CV. Sistem ini akan mencari kata kunci spesifik yang relevan dengan deskripsi pekerjaan. Jika CV kamu tidak memuat kata kunci ini, besar kemungkinan CV kamu tidak akan lolos ke tahap berikutnya.
Untuk mengatasinya, baca ulang deskripsi pekerjaan dan catat keterampilan atau persyaratan utama yang disebutkan. Misalnya, jika pekerjaan yang kamu lamar membutuhkan “kemampuan manajemen proyek” atau “penguasaan Microsoft Excel,” pastikan kata-kata ini muncul dalam CV-mu.
Ceritakan Hasil, Bukan Proses
Banyak pelamar kerja terlalu fokus menjelaskan tugas mereka, tetapi melupakan pentingnya menyampaikan hasil atau pencapaian. Perekrut lebih tertarik pada hasil yang bisa kamu capai daripada sekadar deskripsi tugas harian.
Contoh buruk:
“Bertanggung jawab atas laporan penjualan mingguan.”
Contoh baik:
“Menyusun laporan penjualan mingguan yang meningkatkan visibilitas tren pasar, membantu tim manajemen meningkatkan strategi penjualan hingga 25%.”
Pencapaian yang terukur dan spesifik memberikan gambaran nyata tentang nilai yang bisa kamu bawa ke perusahaan.
Evolusi CV di Era Digital