Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diabetes Ancaman Menakutkan Sekarang ini?

29 November 2024   06:02 Diperbarui: 29 November 2024   09:15 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Alat Cek Gula Darah.Pixabay.com/stevepb 

Diabetes. Mendengar kata ini saja sudah cukup membuat banyak orang khawatir. Penyakit ini tidak hanya menjadi momok karena angka penderitanya yang terus meningkat, tetapi juga karena dampaknya yang sangat luas terhadap kualitas hidup seseorang. Bukan hanya fisik yang terdampak, tetapi juga psikologis, sosial, bahkan ekonomi.

Bayangkan jika suatu hari kamu harus rutin memeriksa kadar gula darah, membatasi makanan favoritmu, atau bahkan mengalami komplikasi serius yang membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit. Itulah realita yang dihadapi oleh jutaan penderita diabetes di seluruh dunia. disini kita akan membahas lebih dalam mengapa diabetes menjadi salah satu penyakit paling menakutkan dan apa yang bisa kita lakukan untuk melawan ancaman ini.

Memahami Apa Itu Diabetes

Diabetes, atau yang dikenal dalam istilah medis sebagai diabetes melitus, adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak mampu mengelola kadar gula (glukosa) dalam darah dengan baik. Diabetes terbagi menjadi tiga jenis utama:

  1. Diabetes Tipe 1
    Ini adalah gangguan autoimun di mana sistem imun tubuh menyerang sel penghasil insulin di pankreas. Jenis ini biasanya muncul sejak usia muda dan membutuhkan insulin dari luar untuk mengendalikan kadar gula darah.

  2. Diabetes Tipe 2
    Tipe ini paling umum dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Penyebab utamanya adalah resistensi insulin, di mana tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Pola makan yang buruk, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik sering menjadi pemicunya.

  3. Diabetes Gestasional
    Jenis ini terjadi pada beberapa wanita selama kehamilan dan biasanya hilang setelah melahirkan. Namun, wanita dengan diabetes gestasional berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di masa depan.

Mengapa Diabetes Menjadi Ancaman Besar?

1. Jumlah Penderita yang Terus Meningkat

Fakta yang mengejutkan, berdasarkan laporan Federasi Diabetes Internasional (IDF), pada tahun 2021 terdapat lebih dari 537 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes. Angka ini diproyeksikan akan melonjak hingga 643 juta pada tahun 2030. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita diabetes mencapai 19,5 juta orang, menjadikannya salah satu negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia.

Kamu mungkin berpikir, "Apa yang menyebabkan angka ini begitu tinggi?" Gaya hidup modern yang serba instan, kurangnya aktivitas fisik, serta pola makan yang tidak sehat menjadi penyebab utama. Konsumsi makanan cepat saji, minuman bersoda, serta camilan tinggi gula semakin populer, sementara aktivitas fisik semakin berkurang karena kemajuan teknologi.

2. Dampak yang Mengancam Kehidupan

Diabetes sering dijuluki sebagai silent killer karena gejalanya sering kali tidak terasa pada tahap awal. Namun, ketika diabetes tidak terkelola dengan baik, komplikasi serius bisa terjadi, seperti:

  • Penyakit jantung dan stroke: Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular. Data menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian penderita diabetes disebabkan oleh komplikasi ini.

  • Kebutaan: Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina, menyebabkan kondisi yang disebut retinopati diabetik. Jika tidak ditangani, hal ini dapat menyebabkan kebutaan permanen.

  • Gagal ginjal: Kerusakan pada ginjal (nefropati diabetik) akibat kadar gula darah yang tinggi adalah salah satu komplikasi umum.

  • Amputasi: Luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh bisa menyebabkan infeksi serius, hingga memaksa dokter melakukan amputasi.

Bukti nyata betapa seriusnya ancaman ini bisa dilihat dari pengalaman seorang teman saya, Rina (bukan nama sebenarnya). Awalnya, dia mengabaikan diabetesnya. Namun, dalam waktu dua tahun, dia kehilangan penglihatan di salah satu mata dan harus menjalani cuci darah setiap minggu karena gagal ginjal. Pengalaman ini membuatnya menyesal tidak lebih peduli sejak awal.

3. Beban Finansial yang Berat

Mengelola diabetes membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari pemeriksaan rutin, pembelian obat, insulin, hingga perawatan komplikasi, semuanya dapat menjadi beban besar bagi keluarga. Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, rata-rata biaya pengobatan untuk penderita diabetes bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp30 juta per tahun, tergantung pada tingkat keparahannya.

Bagi banyak keluarga dengan pendapatan rendah, biaya ini bisa sangat memberatkan. Kondisi ini sering kali membuat penderita diabetes mengabaikan pengobatan yang diperlukan, sehingga memperburuk kondisi mereka.

Diabetes Menyasar Semua Usia?

Dulu, diabetes tipe 2 lebih sering ditemukan pada orang dewasa berusia di atas 40 tahun. Namun, kini semakin banyak anak-anak dan remaja yang didiagnosis dengan diabetes tipe 2. Hal ini erat kaitannya dengan pola hidup yang tidak sehat.

Anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktu di depan layar gadget, jarang bergerak, dan mengonsumsi makanan tinggi gula lebih rentan mengalami obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes.

Kisah nyata ini mungkin membuatmu tersentak. Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di Jakarta harus dirawat di rumah sakit karena kadar gula darahnya mencapai 400 mg/dL. Setelah ditelusuri, ternyata pola makannya sehari-hari didominasi oleh minuman manis dan makanan cepat saji. Ini adalah pengingat bahwa perubahan kecil dalam gaya hidup bisa berdampak besar pada kesehatan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

1. Pencegahan Adalah Kunci

Mencegah diabetes jauh lebih mudah daripada mengobatinya. Beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan adalah:

  • Menerapkan pola makan sehat: Hindari makanan olahan tinggi gula dan lemak jenuh. Pilih makanan kaya serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

  • Rutin berolahraga: Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Olahraga seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

  • Pantau berat badan: Jika berat badanmu berlebih, cobalah untuk menurunkannya secara bertahap. Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama diabetes.

  • Periksa kesehatan secara rutin: Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan diabetes atau faktor risiko lainnya, lakukan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala.

2. Edukasi dan Kesadaran Diri

Edukasi tentang diabetes perlu digalakkan, terutama di kalangan anak muda. Menyadari bahaya diabetes sejak dini akan mendorong seseorang untuk lebih peduli terhadap kesehatannya. Kamu bisa memulainya dengan berbagi informasi ini kepada keluarga dan teman.

3. Peran Pemerintah dan Layanan Kesehatan

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam memfasilitasi akses layanan kesehatan yang terjangkau. Program deteksi dini, seperti cek gula darah gratis di puskesmas, harus terus diperluas. Selain itu, kampanye tentang pola hidup sehat perlu digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Kesimpulan

Diabetes memang menakutkan, tetapi kamu punya kendali untuk mencegahnya. Perubahan kecil dalam gaya hidupmu hari ini dapat membawa dampak besar di masa depan. Jangan abaikan tanda-tanda awal dan selalu prioritaskan kesehatanmu.

Ingatlah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan pola hidup sehat, edukasi yang tepat, dan dukungan dari lingkungan sekitar, kita bisa melawan ancaman diabetes bersama-sama.

Ayo mulai sekarang, jadikan kesehatanmu sebagai prioritas utama!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun