Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PPN Naik 12% Rakyat Sedang Dirampok oleh Negara Sendiri?

26 November 2024   09:57 Diperbarui: 26 November 2024   09:57 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PPN yang membebani Rakyat.ChatGpt.com

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% telah menjadi perbincangan hangat di berbagai lapisan masyarakat. Kebijakan ini disebut-sebut pemerintah sebagai langkah untuk meningkatkan pendapatan negara dan menopang stabilitas ekonomi. 

Namun, bagi banyak rakyat kecil, kebijakan ini justru dianggap sebagai bentuk pengkhianatan. Negara yang seharusnya melindungi dan mempermudah kehidupan warganya malah dianggap semakin membebani mereka. Benarkah ini tanda bahwa rakyat sedang dijarah oleh negara sendiri?

Apa Itu PPN dan Mengapa Naik?

Simplenya PPN adalah pajak yang dibebankan ke barang dan jasa yang dikonsumsi di dalam negeri. Pajak ini sudah menjadi bagian dari struktur pendapatan negara selama puluhan tahun. Sebelumnya, tarif PPN berada di angka 10%, tetapi pemerintah memutuskan untuk menaikkannya menjadi 12%.

Langkah ini, menurut pemerintah, dilakukan untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur, program kesehatan, pendidikan, dan subsidi. Namun, di tengah situasi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya pasca-pandemi, kenaikan ini memicu kekhawatiran besar di kalangan masyarakat. Kenaikan PPN otomatis meningkatkan harga barang dan jasa, terutama kebutuhan pokok yang sangat vital bagi rakyat kecil.

Menurut data Kementerian Keuangan, kontribusi PPN terhadap pendapatan negara mencapai lebih dari 40%. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya PPN dalam menopang anggaran negara. Namun, ketika beban pajak ini ditingkatkan, apakah dampaknya akan merata atau justru lebih berat bagi rakyat kecil?

Dampak Kenaikan PPN pada Kehidupan Sehari-hari

Kamu mungkin bertanya-tanya, apa sebenarnya dampak kenaikan PPN pada kehidupan sehari-hari? Jawabannya sederhana: kenaikan PPN berarti kenaikan harga barang dan jasa. Barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan telur akan mengalami kenaikan harga. 

Meski pemerintah mengklaim bahwa barang tertentu dikecualikan dari PPN, kenyataannya, sebagian besar barang yang dikonsumsi masyarakat tetap terkena imbas kenaikan tarif ini.

Misalnya, jika sebelumnya harga beras premium adalah Rp12.000 per kilogram, kenaikan PPN bisa membuat harga tersebut menjadi Rp13.200. Angka ini mungkin terlihat kecil bagi mereka yang berpenghasilan tinggi, tetapi sangat berarti bagi masyarakat yang penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, kenaikan harga tidak hanya berlaku pada barang, tetapi juga pada layanan seperti transportasi, pendidikan, dan kesehatan. Biaya hidup yang meningkat membuat rakyat kecil semakin kesulitan mengatur pengeluaran mereka.

Cerita Nyata di Balik Kenaikan PPN

Untuk memahami lebih jauh dampak kenaikan PPN ini terutama di 2022 silam, mari kita dengarkan cerita Siti, seorang ibu rumah tangga di Yogyakarta. Siti bekerja sebagai buruh cuci dengan penghasilan sekitar Rp2,5 juta per bulan. Sebagian besar uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk membeli beras, sayur, dan membayar biaya sekolah anaknya.

"Setelah harga barang naik, uang Rp50.000 yang biasa cukup untuk belanja sehari, sekarang hanya bisa beli beras dan sedikit sayur. Kalau sudah begini, saya harus mengurangi uang jajan anak," ungkap Siti.

Cerita Siti adalah gambaran nyata bagaimana kebijakan fiskal seperti kenaikan PPN berdampak langsung pada masyarakat kecil. Mereka tidak hanya kehilangan daya beli, tetapi juga harus mengorbankan kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan demi memenuhi kebutuhan pokok.

Ketimpangan yang Semakin Terlihat

Kenaikan PPN juga memperbesar ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin. Bagi mereka yang berpenghasilan tinggi, tambahan biaya akibat kenaikan PPN mungkin tidak terlalu terasa. Namun, bagi kelompok masyarakat bawah, dampaknya sangat signifikan.

Misalnya, sebuah keluarga kaya yang menghabiskan Rp50 juta per bulan untuk konsumsi hanya akan mengalami kenaikan biaya sebesar Rp1 juta. Sebaliknya, keluarga miskin yang pengeluarannya Rp2 juta per bulan harus menanggung kenaikan sekitar Rp200 ribu. Persentase kenaikan ini jauh lebih berat bagi kelompok miskin dibandingkan kelompok kaya.

Ketimpangan ini memperlihatkan bahwa kebijakan fiskal seperti kenaikan PPN sering kali tidak berpihak pada keadilan sosial. Rakyat kecil harus menanggung beban lebih besar dibandingkan kelompok ekonomi atas.

Alternatif Solusi untuk Meningkatkan Pendapatan Negara

Kenaikan PPN mungkin terlihat sebagai solusi mudah untuk meningkatkan pendapatan negara, tetapi sebenarnya ada banyak alternatif lain yang lebih adil dan efektif, seperti:

  1. Mengoptimalkan Pajak dari Perusahaan Besar
    Banyak perusahaan besar di Indonesia yang masih lolos dari kewajiban pajak mereka. Jika pemerintah serius dalam mengejar pajak dari perusahaan-perusahaan ini, potensi pendapatannya bisa jauh lebih besar daripada kenaikan PPN.

  2. Meminimalkan Korupsi dan Kebocoran Anggaran
    Transparency International mencatat bahwa korupsi di Indonesia masih menjadi masalah besar. Kebocoran anggaran akibat korupsi sering kali membuat pendapatan negara tidak dimanfaatkan secara optimal. Jika pemerintah bisa memperbaiki tata kelola anggaran, kebutuhan untuk menaikkan PPN bisa diminimalkan.

  3. Memanfaatkan Sumber Pendapatan Lain
    Pajak progresif dan pajak barang mewah bisa menjadi sumber pendapatan tambahan tanpa harus membebani rakyat kecil. Selain itu, pemerintah juga bisa menggali potensi pendapatan dari sektor pariwisata dan ekspor.

Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas

Kamu tentu setuju bahwa transparansi adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan rakyat. Jika pemerintah bisa menunjukkan bahwa pendapatan dari kenaikan PPN digunakan secara efisien untuk kepentingan rakyat, mungkin masyarakat akan lebih menerima kebijakan ini.

Namun, kenyataannya, banyak proyek pemerintah yang tidak transparan dan tidak memberikan manfaat langsung bagi rakyat kecil. Kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi semakin membuat rakyat kehilangan kepercayaan pada pemerintah.

Pemerintah harus membuktikan bahwa mereka benar-benar menggunakan dana pajak untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dengan begitu, rakyat akan merasa bahwa pajak yang mereka bayarkan benar-benar bermanfaat.

Jalan Tengah yang Diperlukan

Kenaikan tarif PPN menjadi 12% memang membawa tantangan besar, terutama bagi masyarakat kecil. Namun, langkah ini tidak selalu buruk jika dilakukan dengan cara yang adil dan transparan.

Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan ini tidak memperbesar ketimpangan sosial. Subsidi untuk kebutuhan pokok harus ditingkatkan, dan pengelolaan anggaran harus lebih efisien. Dengan begitu, rakyat kecil tidak akan merasa bahwa mereka sedang "rampok" oleh negara sendiri.

Kesimpulan

Sebagai bagian dari masyarakat, kamu memiliki peran penting dalam mengawasi kebijakan pemerintah. Kritik dan saran dari rakyat adalah bentuk kontrol sosial yang bisa membantu pemerintah mengambil keputusan yang lebih baik.

Di sisi lain, pemerintah juga harus lebih responsif terhadap aspirasi rakyat. Kebijakan fiskal seperti kenaikan PPN tidak boleh hanya menjadi beban bagi masyarakat kecil, tetapi juga harus menjadi alat untuk menciptakan keadilan sosial.

Kenaikan PPN bukanlah akhir dari segalanya. Dengan kerja sama antara rakyat dan pemerintah, kita bisa mewujudkan kebijakan yang lebih adil dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Mari bersama membangun Indonesia yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun