Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bukan Tarif Pajak yang Dinaikan, Gaji Pejabat yang Perlu Dipangkas!

23 November 2024   13:17 Diperbarui: 23 November 2024   13:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai perbandingan, di negara maju seperti Swedia, pejabat publik terkenal dengan gaya hidup sederhana. Mereka menggunakan transportasi umum, tinggal di rumah yang tidak mewah, dan tidak menerima tunjangan berlebihan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa uang rakyat dialokasikan dengan bijaksana.

Di Indonesia, situasinya berbeda. Banyak pejabat yang masih mempertahankan gaya hidup mewah. Sebuah laporan investigasi bahkan pernah mengungkap penggunaan anggaran negara untuk fasilitas pribadi, mulai dari renovasi rumah dinas hingga pembelian kendaraan dinas yang nilainya mencapai miliaran rupiah. Ironisnya, ini semua dibiayai oleh pajak yang dibayarkan rakyat, termasuk mereka yang hidup pas-pasan.

Mengapa Gaji Pejabat Harus Dipangkas?

Memangkas gaji dan tunjangan pejabat bukan hanya soal keadilan, tetapi juga soal efisiensi anggaran. Ketika pemerintah menghadapi defisit anggaran, bukankah lebih logis jika penghematan dimulai dari atas? Sebagai pemimpin, pejabat negara seharusnya memberikan contoh dengan menunjukkan bahwa mereka juga bersedia berkorban demi kepentingan bersama.

Selain itu, pengurangan gaji dan tunjangan berlebihan juga dapat mengurangi potensi korupsi. Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Economic Behavior & Organization, pejabat dengan gaya hidup mewah cenderung lebih rentan terhadap perilaku koruptif untuk mempertahankan status sosial mereka. Dengan hidup lebih sederhana, pejabat tidak hanya memberikan teladan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan akuntabel.

Apa Solusi yang Bisa Diterapkan?

Jika pemerintah serius ingin meningkatkan keadilan dalam pengelolaan anggaran, berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Audit Gaji dan Tunjangan Pejabat
    Lakukan audit menyeluruh terhadap gaji dan tunjangan pejabat untuk memastikan bahwa semua pengeluaran tersebut benar-benar relevan dan bermanfaat.

  2. Hapus atau Pangkas Tunjangan Tidak Penting
    Fasilitas seperti mobil dinas mewah atau perjalanan dinas yang tidak mendesak sebaiknya dihapus. Pejabat bisa menggunakan fasilitas umum atau opsi yang lebih ekonomis.

  3. Terapkan Pajak Progresif
    Jika kenaikan pajak memang tidak terhindarkan, fokuskan pada kelompok berpenghasilan tinggi. Jangan membebani rakyat kecil yang sudah kesulitan.

  4. Alokasikan Anggaran untuk Kepentingan Rakyat
    Pastikan dana yang dihemat dari pemangkasan gaji pejabat digunakan untuk program yang benar-benar menyentuh masyarakat, seperti subsidi pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun