Persaingan Tidak Sehat
Beberapa orang melihat media sosial sebagai arena kompetisi. Siapa yang lebih kaya? Siapa yang lebih bahagia? Persaingan ini sering kali membuat seseorang merasa harus terus-menerus membuktikan diri melalui unggahan mereka.
Validasi Diri
Flexing juga bisa menjadi cara untuk meningkatkan rasa percaya diri. Ketika seseorang merasa kurang dihargai di dunia nyata, media sosial sering menjadi pelarian untuk mencari pengakuan.
Dampak Flexing pada Pengguna Media Sosial
Meski terlihat sepele, flexing memiliki dampak signifikan, baik positif maupun negatif, terutama pada kesehatan mental.
Dampak Positif
Flexing tidak selalu buruk. Dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. Misalnya, seorang pebisnis muda yang memamerkan kesuksesannya bisa memotivasi banyak orang untuk bekerja keras demi mencapai tujuan yang sama. Selain itu, flexing juga bisa menjadi alat personal branding, terutama bagi mereka yang bekerja di industri kreatif, fashion, atau gaya hidup.
Dampak Negatif
Namun, sisi gelap flexing tidak bisa diabaikan. Terlalu sering terpapar konten pamer bisa menimbulkan rasa minder, iri, hingga depresi. Fenomena ini disebut dengan Fear of Missing Out (FOMO), di mana seseorang merasa tertinggal karena tidak bisa mengikuti gaya hidup yang ditampilkan di media sosial.
Selain itu, flexing juga bisa menciptakan tekanan finansial. Banyak orang yang rela berhutang demi memenuhi standar hidup yang tidak realistis. Sebuah penelitian oleh Indonesian Consumer Insight Report menemukan bahwa 40% milenial di Indonesia menggunakan kartu kredit untuk membeli barang yang akan mereka pamerkan di media sosial.
Antara Realitas dan Pencitraan
Kasus Budi (bukan nama sebenarnya) bisa menjadi contoh nyata dampak flexing. Seorang karyawan biasa dengan gaji pas-pasan, Budi terobsesi untuk tampil mewah di media sosial. Ia sering mengunggah foto di restoran mahal dan liburan ke luar negeri. Namun, di balik itu semua, Budi memiliki utang kartu kredit yang menumpuk. "Saya ingin terlihat sukses seperti teman-teman saya. Kalau tidak, rasanya minder," akunya.