Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Media Sosial jadi Wadah Flexing

22 November 2024   13:27 Diperbarui: 22 November 2024   13:39 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Flexing di Media Sosial.Chatgpt.com

Kisah Budi bukanlah satu-satunya. Banyak orang di era digital ini merasa harus "mengikuti tren" agar diterima oleh lingkungan sosial mereka, bahkan jika itu berarti memalsukan realitas.

Bagaimana Kamu Bisa Menyikapi Flexing di Media Sosial?

Kamu tidak bisa mengontrol apa yang orang lain unggah di media sosial, tetapi kamu bisa mengontrol bagaimana cara kamu meresponsnya. Berikut beberapa langkah bijak yang bisa kamu ambil:

  1. Sadari bahwa Media Sosial Bukanlah Realitas Sepenuhnya
    Ingat, apa yang kamu lihat di media sosial sering kali hanya "highlights" atau momen terbaik dari hidup seseorang. Jangan terlalu membandingkan dirimu dengan apa yang kamu lihat.

  2. Batasi Waktu Bermain Media Sosial
    Detoks digital adalah cara efektif untuk mengurangi tekanan yang diakibatkan oleh media sosial. Sisihkan waktu untuk menikmati kehidupan nyata tanpa terganggu layar ponsel.

  3. Ikuti Akun yang Memberikan Dampak Positif
    Daripada mengikuti akun yang membuatmu merasa minder, pilihlah akun yang memberikan inspirasi, edukasi, atau hiburan yang sehat.

  4. Fokus pada Peningkatan Diri
    Daripada terjebak dalam tren flexing, gunakan waktu dan energimu untuk mengembangkan dirimu sendiri. Ingat, kebahagiaan sejati datang dari dalam, bukan dari validasi orang lain.

Kesimpulan

Sosial media memang memberikan banyak manfaat, tetapi juga membawa tantangan baru seperti fenomena flexing. Penting bagi kita untuk bijak dalam menggunakannya, tidak terjebak dalam ilusi dunia maya, dan lebih fokus pada kualitas hidup di dunia nyata.

Flexing mungkin terlihat menyenangkan, tetapi kebahagiaan sejati tidak datang dari jumlah like atau komentar. Hidup bukanlah kompetisi, dan setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Jadi, mari gunakan media sosial dengan bijak dan jadikan dunia maya sebagai tempat berbagi yang sehat, bukan panggung pencitraan semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun