Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Lagi Sulit, Bijakkah Pemerintah Menaikkan PPN Menjadi 12%?

18 November 2024   09:17 Diperbarui: 18 November 2024   11:29 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi ekonomi yang sedang goyah, kebijakan menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sering menjadi sorotan. Kebijakan ini dianggap sebagai langkah strategis untuk menambah pemasukan negara, namun di sisi lain, kebijakan ini berpotensi membebani masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah kebijakan ini benar-benar bijak di tengah kondisi ekonomi yang serba tidak pasti?

Pentingnya PPN dalam Struktur Keuangan Negara

PPN merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi negara. Pajak ini diberlakukan pada hampir semua transaksi barang dan jasa, menjadikannya alat yang efektif untuk meningkatkan pemasukan negara. Dalam teori ekonomi, pendapatan dari PPN digunakan untuk pembiayaan pembangunan, penyediaan layanan publik, dan stabilisasi ekonomi. Namun, ketika kondisi ekonomi tidak stabil, dampak kenaikan PPN terhadap masyarakat dan bisnis sering kali menjadi bahan perdebatan.

Misalnya, dalam laporan Kementerian Keuangan tahun 2023, tercatat bahwa pendapatan negara dari PPN berkontribusi hingga 40% dari total pajak dalam negeri. Angka ini menunjukkan betapa peting dan vitalnya PPN dalam mendukung perekonomian negara. Namun, pertanyaannya apakah relevan menaikkan tarif PPN ketika daya beli masyarakat melemah akibat inflasi dan ketidakpastian ekonomi?

Dampak Kenaikan PPN pada Masyarakat

Kamu pasti merasakan sendiri, ketika harga barang kebutuhan pokok naik, hal ini berdampak langsung pada pengeluaran sehari-hari. Bayangkan jika tarif PPN dinaikkan, maka harga barang dan jasa otomatis ikut melonjak. Misalnya, saat PPN naik dari 10% menjadi 11% pada tahun 2022, harga bahan pokok seperti beras dan minyak goreng ikut naik, meskipun barang-barang tersebut tergolong kebutuhan dasar.

Dampak seperti ini tentu lebih dirasakan oleh keluarga dengan pendapatan rendah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan pertama 2024, konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, jika konsumsi masyarakat menurun akibat kenaikan PPN, hal ini juga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Efek Domino pada Usaha Kecil dan Menengah

Tidak hanya masyarakat, sektor bisnis, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), juga terkena dampaknya. UMKM sering kali menjadi tulang punggung ekonomi, terutama dalam menciptakan lapangan kerja. Namun, dengan kenaikan PPN, biaya operasional mereka ikut meningkat, yang akhirnya membuat harga jual produk mereka lebih mahal.

Sebagai contoh, sebuah usaha makanan kecil yang sebelumnya menjual satu paket nasi kotak seharga Rp25.000 kini harus menaikkan harga menjadi Rp27.500 setelah tarif PPN naik. Dengan daya beli masyarakat yang menurun, konsumen cenderung beralih ke produk alternatif yang lebih murah atau bahkan mengurangi konsumsi. Situasi ini menciptakan tekanan ganda bagi UMKM, yaitu penurunan penjualan dan peningkatan biaya operasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun