Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Lagi Sulit, Bijakkah Pemerintah Menaikkan PPN Menjadi 12%?

18 November 2024   09:17 Diperbarui: 18 November 2024   11:29 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pemerintah mampu mengimplementasikan kebijakan secara selektif, meningkatkan transparansi, dan memberikan kompensasi yang memadai kepada masyarakat rentan, maka kenaikan PPN bisa dianggap bijak. Namun, jika langkah ini dilakukan tanpa perencanaan matang, risiko memperburuk ketimpangan ekonomi akan menjadi kenyataan.

Kesimpulan

Menaikkan PPN di tengah ekonomi yang tidak stabil adalah keputusan besar yang harus diambil dengan sangat hati-hati. Kebijakan ini membutuhkan analisis mendalam, perencanaan matang, dan komunikasi yang efektif kepada masyarakat. Dengan pendekatan yang tepat, kenaikan PPN dapat menjadi solusi untuk memperkuat perekonomian negara tanpa terlalu membebani rakyat. Namun, tanpa upaya tersebut, kebijakan ini berisiko menjadi beban tambahan bagi masyarakat, terutama mereka yang paling rentan.

Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk terus mengawasi dan menyuarakan pendapat tentang kebijakan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Karena, pada akhirnya, setiap kebijakan pemerintah harus memberikan manfaat bagi kita semua, bukan hanya untuk sebagian kecil kelompok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun