Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Mengembalikan Ujian Nasional adalah Langkah yang Tepat?

13 November 2024   12:02 Diperbarui: 13 November 2024   21:44 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ujian Nasional. Pixabay/F1Digitals

Tantangan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Indonesia saat ini sedang dalam proses menerapkan Kurikulum Merdeka yang lebih fleksibel dan berfokus pada minat serta kemampuan siswa. Mengembalikan UN bisa jadi kontraproduktif bagi tujuan dari kurikulum baru ini, yang justru mendorong pembelajaran yang berpusat pada murid dan pengembangan kompetensi holistik. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan siswa kebebasan belajar yang lebih luas tanpa tekanan dari ujian nasional, sehingga menghidupkan kembali UN bisa membuat penerapan kurikulum ini menjadi tidak optimal.

Sistem Evaluasi yang Fleksibel dan Terukur

Sebagai alternatif, beberapa pakar pendidikan menyarankan agar penilaian siswa dilakukan dengan cara yang lebih fleksibel, misalnya menggunakan sistem asesmen yang tidak semata-mata berorientasi pada ujian. Pemerintah dapat menerapkan sistem penilaian berbasis proyek, penilaian portofolio, dan asesmen kompetensi yang mampu mencerminkan kemampuan siswa secara holistik. Sistem ini bisa dilaksanakan dengan lebih baik jika didukung oleh pelatihan guru yang berkualitas dan sarana-prasarana yang memadai.

Kesimpulan

Pada akhirnya, mengembalikan UN bukanlah solusi sederhana untuk masalah pendidikan di Indonesia. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk kebutuhan akan evaluasi yang seragam, pentingnya menjaga kesehatan mental siswa, serta tantangan dalam penerapan kurikulum yang lebih fleksibel. Idealnya, kebijakan pendidikan harus menciptakan lingkungan belajar yang mendukung siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka tanpa tekanan berlebih, namun tetap memberikan standar yang jelas.

Pendidikan yang berkualitas bukan soal nilai ujian semata, tetapi tentang bagaimana kita mampu membentuk generasi yang berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi dunia nyata. Jika pengembalian UN dapat dirancang sedemikian rupa sehingga tetap memberikan standar namun tidak membebani siswa, mungkin itu bisa menjadi solusi. Tetapi, yang lebih penting adalah memastikan bahwa pendidikan kita berjalan secara inklusif, merata, dan berorientasi pada pengembangan diri siswa.

Maka, sebelum memutuskan untuk menghidupkan kembali UN, alangkah baiknya jika pemerintah, pendidik, serta masyarakat bersama-sama memikirkan pendekatan yang paling sesuai untuk masa depan pendidikan anak-anak kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun