Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Kecenderungan Konsumsi Marginal Masyarakat Indonesia

11 November 2024   11:02 Diperbarui: 11 November 2024   11:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pola Konsumsi Masyarakat. Chatgpt.com

Contohnya, masyarakat sering membeli barang elektronik atau pakaian bermerek hanya untuk "update" di sosial media, tanpa mempertimbangkan apakah mereka benar-benar membutuhkan barang tersebut.

2. Dampak Media Sosial dan Pengaruh Teknologi

Media sosial memainkan peran besar dalam mendorong konsumsi impulsif di Indonesia. Iklan digital dan influencer sering kali mempromosikan produk-produk gaya hidup yang seolah-olah menjadi standar keberhasilan atau kebahagiaan. Teknologi mempermudah proses pembelian hanya dengan beberapa klik, tanpa perlu mempertimbangkan aspek keuangan secara mendalam. Selain itu, platform belanja online kerap menawarkan diskon besar dan promosi yang menarik, yang membuat masyarakat tergoda untuk membeli barang tanpa rencana.

3. Fenomena Cicilan dan Kredit Konsumtif

Kemudahan dalam mendapatkan fasilitas cicilan, baik dari bank maupun perusahaan pembiayaan online, turut memperparah kecenderungan ini. Banyak perusahaan pembiayaan menawarkan skema "beli sekarang, bayar nanti," sehingga masyarakat mudah membeli barang tanpa memperhitungkan kemampuan finansial jangka panjang. 

Cicilan tanpa bunga dan kredit konsumtif seolah-olah menjadi solusi instan untuk memenuhi keinginan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, fasilitas ini justru menjerumuskan masyarakat dalam siklus utang yang sulit dihindari.

4. Konsumsi Sebagai Pelarian Emosional

Di tengah tekanan hidup dan beban pekerjaan, banyak masyarakat yang menggunakan konsumsi sebagai pelarian dari stres. Misalnya, mereka membeli makanan cepat saji, minuman kekinian, atau hiburan yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya untuk merasa lebih baik. Kebiasaan ini sering kali diabaikan, tetapi dampaknya pada pengeluaran bulanan bisa signifikan. Dalam jangka panjang, konsumsi sebagai pelarian emosional ini bisa menciptakan masalah finansial yang lebih besar.

Dampak Jangka Panjang dari Konsumsi Marginal

Konsumsi marginal yang tidak terkendali memiliki dampak serius terhadap keuangan pribadi dan stabilitas ekonomi rumah tangga. Berikut beberapa dampak nyata yang mungkin tidak disadari oleh sebagian masyarakat:

  1. Menghambat Peningkatan Tabungan dan Investasi
    Ketika sebagian besar pendapatan habis untuk kebutuhan sekunder, masyarakat kehilangan kesempatan untuk menabung atau berinvestasi. Padahal, tabungan dan investasi sangat penting sebagai penopang ekonomi di masa depan, terutama saat ada kebutuhan mendesak atau darurat. Banyak masyarakat yang kemudian terjebak dalam kondisi finansial yang rentan akibat minimnya dana cadangan atau investasi yang dapat diandalkan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun