Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Heran, Inilah Alasan Gen Z Tidak Bisa Fokus Saat Membaca!

2 November 2024   14:01 Diperbarui: 2 November 2024   14:30 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seseorang Mengalami Zoning Out. Pixabay.com/bacnk90 

Zoning out juga erat kaitannya dengan lingkungan digital yang penuh distraksi. Ponsel, tablet, dan komputer menyediakan berbagai aplikasi yang terus-menerus mengirimkan notifikasi. Gen Z, yang tumbuh dalam era ini, sangat terbiasa dengan deretan notifikasi yang bisa datang setiap saat. Ketika sedang membaca, perhatian yang seharusnya terpusat pada bacaan bisa saja terganggu oleh notifikasi pesan atau pembaruan di media sosial.

Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa lebih dari 70% Gen Z mengakui merasa cemas atau terganggu jika tidak dapat memeriksa ponsel dalam waktu lama. Dampaknya, mereka selalu berada dalam mode “waspada” terhadap ponsel, sehingga sulit untuk memusatkan perhatian sepenuhnya pada kegiatan seperti membaca. Ketika mencoba membaca dalam jangka waktu lama, perhatian mereka cenderung terpecah oleh notifikasi atau keinginan untuk scroll media sosial, dan ini berujung pada zoning out.

Dampak Jangka Panjang pada Kemampuan Berpikir Kritis

Kebiasaan zoning out saat membaca tidak hanya mengurangi kenikmatan membaca, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada kemampuan berpikir kritis. Membaca dengan fokus yang mendalam adalah salah satu cara untuk melatih otak agar mampu menganalisis dan memahami informasi dengan baik. Jika kebiasaan ini terus berlangsung, kemampuan berpikir kritis bisa menurun karena otak tidak terbiasa memproses informasi yang kompleks.

Sebagai contoh, dalam dunia akademis atau karier yang membutuhkan analisis mendalam, kemampuan ini sangat penting. Tanpa keterampilan berpikir kritis, sulit untuk memahami konteks atau memecahkan masalah yang rumit. Dengan seringnya zoning out, Gen Z berpotensi menghadapi kesulitan dalam menghadapi tantangan-tantangan ini di masa depan.

Cara Mengatasi Zoning Out saat Membaca

Namun, masalah ini bukan tanpa solusi. Ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengurangi zoning out saat membaca, khususnya bagi Gen Z yang sangat bergantung pada teknologi. 

  • Pertama, cobalah untuk menciptakan lingkungan bebas gangguan. Matikan notifikasi ponsel atau jauhkan perangkat dari jangkauan selama waktu membaca. Kamu juga bisa menetapkan jadwal khusus untuk membaca, misalnya 15-30 menit setiap harinya, untuk membiasakan diri membaca tanpa distraksi.

  • Kedua, kamu bisa mencoba teknik membaca dalam interval waktu pendek. Mulailah dengan membaca selama 10 hingga 15 menit tanpa henti, lalu ambil jeda sejenak sebelum melanjutkan. Teknik ini akan melatih otak agar terbiasa fokus dalam waktu lebih lama secara bertahap.

  • Selain itu, mencoba membaca buku fisik juga dapat menjadi solusi efektif. Dibandingkan dengan membaca melalui layar digital yang cenderung penuh distraksi, buku fisik memberikan pengalaman yang lebih immersif dan “terhubung.” Tanpa notifikasi yang mengganggu, kamu bisa lebih mudah fokus dan menikmati setiap kata yang ada di halaman. Banyak yang melaporkan bahwa membaca buku fisik membantu mereka menemukan kembali kenikmatan membaca yang sempat hilang.

Pentingnya Membangun Kebiasaan Membaca yang Baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun