Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Komitmen Naikkan Tax Ratio Menjadi 23%, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Indonesia?

1 November 2024   10:22 Diperbarui: 1 November 2024   10:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, peningkatan tax ratio diharapkan bisa membawa dampak positif, terutama dalam hal perbaikan pelayanan publik. Dana tambahan dari penerimaan pajak bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, rumah sakit, dan sekolah. Dengan pelayanan publik yang lebih baik, kualitas hidup masyarakat pun diharapkan bisa meningkat. Misalnya, dengan adanya rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang lebih memadai, masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik dan merata.

  • Dukungan untuk Program Bantuan Sosial

    Pemerintah juga bisa mengalokasikan sebagian pendapatan pajak untuk meningkatkan program bantuan sosial bagi masyarakat kurang mampu. Program-program seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bisa diperluas cakupannya, sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan bisa mendapatkan manfaatnya. Dengan demikian, tax ratio yang lebih tinggi tidak hanya membawa dampak kepada kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, tetapi juga bisa membantu masyarakat berpenghasilan rendah.

  • Mendorong Inklusi Pajak dan Partisipasi Publik

    Salah satu manfaat tidak langsung dari peningkatan tax ratio adalah mendorong inklusi pajak di kalangan masyarakat. Semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya pajak, maka kesadaran dan kepatuhan dalam membayar pajak pun akan meningkat. Untuk mencapai hal ini, pemerintah perlu meningkatkan literasi pajak melalui program edukasi dan sosialisasi di berbagai wilayah. Dengan demikian, masyarakat akan lebih memahami mengapa pajak diperlukan dan bagaimana pajak tersebut bisa memberikan manfaat balik kepada mereka.

  • Tantangan dan Hambatan dalam Peningkatan Tax Ratio

    Meskipun ada banyak manfaat, mewujudkan tax ratio 23% tidaklah mudah. Tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya kesadaran pajak di kalangan masyarakat, khususnya di sektor informal dan UMKM. 

    Banyak pelaku usaha kecil yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau belum paham mengenai kewajiban pajak. Selain itu, kasus penghindaran pajak (tax avoidance) dan pengelakan pajak (tax evasion) masih cukup tinggi di Indonesia, yang mengakibatkan banyak potensi pajak hilang begitu saja.

    Pemerintah juga perlu memperbaiki sistem administrasi pajak agar lebih sederhana, transparan, dan efisien. Proses pelaporan dan pembayaran pajak yang rumit sering kali menjadi kendala bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Dengan memperbaiki sistem ini, diharapkan akan lebih banyak masyarakat yang merasa nyaman dan mau untuk patuh membayar pajak.

    Apa Arti Peningkatan Tax Ratio Bagi Kita Semua?

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Financial Selengkapnya
    Lihat Financial Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun