Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Manisnya Getuk Sulit Dilupakan dan Tak Lekang oleh Waktu

23 Oktober 2024   14:16 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:32 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Getuk tradisional biasanya menggunakan bahan-bahan alami seperti singkong, gula merah, dan kelapa parut, yang semuanya memberikan manfaat kesehatan. Misalnya, gula merah mengandung zat besi dan antioksidan yang baik untuk tubuh, sementara kelapa parut kaya akan lemak sehat yang dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik.

Tentu saja, untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari getuk, kamu perlu memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan adalah bahan berkualitas, serta tidak menambahkan gula berlebihan. Namun, secara keseluruhan, getuk merupakan pilihan camilan yang lebih sehat jika dibandingkan dengan kebanyakan camilan modern yang tinggi lemak dan gula.

Nostalgia Manis yang Tak Pernah Terganti

Manisnya getuk tak hanya berasal dari bahan-bahan yang digunakan, tetapi juga dari kenangan yang melekat pada setiap gigitannya. Bagi banyak orang, getuk mengingatkan mereka pada masa kecil, ketika makanan tradisional masih menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. 

Di berbagai acara adat atau perayaan keluarga, getuk sering hadir sebagai salah satu hidangan yang dinantikan. Kehadirannya membawa kembali kenangan akan kebersamaan, rasa hangat keluarga, dan cinta yang tak tergantikan.

Tidak mengherankan jika banyak orang yang, meskipun sudah lama tidak mencicipi getuk, tetap merindukan rasa manisnya. Makanan tradisional seperti getuk bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang kenangan dan perasaan. Setiap kali kita mencicipinya, kita seperti dibawa kembali ke masa lalu, ke momen-momen sederhana yang penuh kebahagiaan.

Getuk Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Makanan Modern

Meskipun kita hidup di era yang serba modern, di mana makanan cepat saji dan olahan menjadi pilihan utama, getuk tetap bertahan dan memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. 

Di berbagai pasar tradisional, kamu masih bisa menemukan penjual getuk yang menawarkan kudapan manis ini dengan harga terjangkau. Bahkan, beberapa restoran dan kafe mulai memasukkan getuk ke dalam menu mereka sebagai bentuk apresiasi terhadap kuliner tradisional Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun zaman terus berubah, getuk tetap relevan dan dicintai oleh berbagai kalangan. Bahkan, semakin banyak generasi muda yang mulai mengenal dan mencintai makanan tradisional seperti getuk, sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan kuliner nenek moyang.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun