Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Manisnya Getuk Sulit Dilupakan dan Tak Lekang oleh Waktu

23 Oktober 2024   14:16 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:32 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, di balik kesederhanaan itulah getuk menemukan kekuatannya. Rasanya yang manis alami dari gula merah, berpadu dengan tekstur lembut singkong dan aroma kelapa parut, membuat setiap gigitan terasa seperti kembali ke masa lalu, ke akar tradisi yang kaya.

Selain itu, getuk juga mencerminkan filosofi gotong royong dan kebersamaan. Pada zaman dahulu, pembuatan getuk biasanya dilakukan secara bersama-sama dalam rangkaian acara atau kegiatan komunitas. 

Masyarakat setempat sering berkumpul untuk menyiapkan bahan-bahan, memasak, dan menikmati getuk bersama-sama. Getuk bukan hanya sekadar makanan untuk dinikmati, tetapi juga menjadi simbol ikatan sosial yang kuat di antara masyarakat Jawa. Oleh karena itu, manisnya getuk bukan hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung di dalamnya.

Variasi Getuk dari Tradisional hingga Inovatif

Seiring berjalannya waktu, getuk mengalami berbagai variasi, baik dari segi rasa maupun cara penyajiannya. Salah satu jenis getuk yang paling populer adalah getuk lindri, yang dicetak dan dipadatkan dalam bentuk panjang dan dipotong-potong kecil. Biasanya, getuk lindri disajikan dengan warna-warna cerah, seperti hijau, merah muda, atau kuning, yang membuatnya terlihat menarik dan menggugah selera.

Ada juga variasi getuk goreng, yang merupakan inovasi dari getuk tradisional. Di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, getuk goreng sangat terkenal. Proses pembuatannya hampir sama dengan getuk biasa, namun setelah getuk dibentuk, ia digoreng hingga kering di luar namun tetap lembut di dalam. 

Getuk goreng menawarkan pengalaman makan yang berbeda, dengan perpaduan antara tekstur renyah dan rasa manis yang tetap terjaga.

Inovasi-inovasi ini menunjukkan bahwa meskipun getuk adalah makanan tradisional, ia mampu beradaptasi dengan selera zaman tanpa menghilangkan identitas aslinya. Hal ini juga menjadi bukti bahwa kuliner tradisional seperti getuk tetap relevan dan dicintai oleh masyarakat, bahkan di era modern yang serba cepat ini.

Getuk Kudapan Sehat yang Rendah Kalori

Tidak hanya enak, getuk juga termasuk makanan yang relatif sehat. Dibuat dari singkong, getuk kaya akan serat yang baik untuk pencernaan. Selain itu, singkong merupakan sumber karbohidrat yang bisa menjadi energi bagi tubuh, namun rendah lemak dan kalori. Bagi kamu yang ingin menjaga berat badan atau menerapkan pola makan sehat, getuk bisa menjadi pilihan camilan yang tepat.

Jika dibandingkan dengan kue-kue modern yang banyak menggunakan bahan pengawet, pewarna buatan, dan gula tambahan yang berlebihan, getuk menawarkan alternatif yang lebih alami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun