Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Manisnya Getuk Sulit Dilupakan dan Tak Lekang oleh Waktu

23 Oktober 2024   14:16 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:32 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Getuk adalah salah satu kuliner tradisional Indonesia yang mungkin sering kamu dengar, terutama jika kamu tinggal di pulau Jawa. Kudapan berbahan dasar singkong ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa sejak lama. 

Namun, bagi mereka yang pernah mencicipinya, getuk bukan hanya sekadar makanan. Rasa manis yang lembut, berpadu dengan parutan kelapa, menjadikannya sebuah pengalaman kuliner yang sulit dilupakan. Bahkan, di tengah gempuran makanan modern dan olahan internasional, getuk tetap mempertahankan pesonanya, membuktikan bahwa cita rasa tradisional tak pernah pudar.

Asal-Usul Getuk

Getuk berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, di mana singkong menjadi bahan pangan utama bagi masyarakat setempat. Pada masa penjajahan, ketika beras menjadi komoditas yang langka dan mahal, masyarakat Jawa beralih menggunakan singkong sebagai pengganti nasi. 

Dari situlah, getuk lahir sebagai salah satu inovasi untuk mengolah singkong menjadi makanan yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga enak dan manis.

Pembuatan getuk sendiri sederhana, tetapi memerlukan keahlian dalam memadukan bahan-bahan agar menghasilkan tekstur yang tepat. Singkong direbus hingga matang, kemudian ditumbuk atau digiling sampai halus, dan dicampur dengan gula merah atau gula pasir untuk menciptakan rasa manis yang khas.

 Setelah itu, getuk dihiasi dengan parutan kelapa untuk memberikan tekstur yang lebih kaya dan rasa yang gurih. 

Dari cara pembuatannya saja, getuk sudah menunjukkan filosofi hidup masyarakat Jawa yang sederhana namun penuh makna. Mereka memanfaatkan bahan-bahan lokal yang mudah didapat untuk menciptakan sesuatu yang istimewa.

Bukan Sekadar Makanan, Melainkan Sebuah Warisan Budaya

Keunikan getuk terletak pada kemampuannya untuk memadukan bahan-bahan yang sangat sederhana menjadi kudapan yang lezat dan menggugah selera. Jika kamu membandingkannya dengan makanan modern, mungkin getuk terlihat sangat sederhana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun